"Maka Aku telah menyerahkannya ke dalam tangan penguasa bangsa-bangsa lain, supaya ia dihukum sesuai kelakuannya yang jahat; Aku telah mengeluarkannya."
Ayat Yehezkiel 31:11 merupakan bagian dari nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel kepada bangsa Israel. Ayat ini secara spesifik berbicara tentang penghakiman yang akan ditimpakan kepada Mesir, yang seringkali diibaratkan sebagai pohon aras yang besar dan megah dalam pasal ini. Namun, di balik gambaran penghukuman tersebut, tersimpan pesan yang lebih dalam tentang keadilan ilahi dan prinsip-prinsip rohani yang relevan bagi setiap individu dan bangsa.
Dalam konteksnya, Mesir digambarkan sebagai kekuatan yang sombong dan angkuh, yang membusungkan dada karena kekuatannya dan menganggap dirinya setara dengan Tuhan. Kesombongan inilah yang menarik perhatian Allah, dan sebagai konsekuensinya, Allah memutuskan untuk menjatuhkan hukuman. Ayat ini menyatakan, "Maka Aku telah menyerahkannya ke dalam tangan penguasa bangsa-bangsa lain, supaya ia dihukum sesuai kelakuannya yang jahat; Aku telah mengeluarkannya." Pernyataan ini menegaskan bahwa Allah tidak membiarkan kejahatan dan kesombongan berkuasa tanpa konsekuensi.
Simbol Keadilan dan Penilaian Ilahi
Pesan utama yang dapat ditarik dari Yehezkiel 31:11 adalah tentang prinsip keadilan ilahi. Allah adalah hakim yang adil, dan setiap tindakan, baik yang baik maupun yang jahat, akan menerima ganjarannya. Ketika sebuah bangsa atau individu bertindak dengan kesombongan, penindasan, atau kejahatan, mereka berada di bawah ancaman penghakiman ilahi. Allah menggunakan berbagai cara untuk menegakkan keadilan-Nya, termasuk melalui tangan bangsa-bangsa lain. Hal ini bukan berarti Allah bergantung pada kekuatan manusia, melainkan menunjukkan bagaimana kedaulatan-Nya menjangkau seluruh alam semesta.
Selain itu, ayat ini juga memberikan penegasan bahwa tidak ada satu pun kekuatan di bumi yang dapat luput dari pengawasan Allah. Mesir, yang saat itu merupakan salah satu kekuatan terbesar di dunia, tidak terkecuali. Kesombongan mereka atas kekayaan dan kekuatan militer mereka menjadi pemicu penghukuman. Ini adalah pengingat yang kuat bagi kita semua untuk tidak menyombongkan diri atas pencapaian atau kekuatan yang kita miliki, tetapi senantiasa bersandar pada hikmat dan kekuatan dari Yang Maha Kuasa.
Pada akhirnya, meskipun ayat ini berbicara tentang penghukuman, di dalamnya juga terkandung janji akan pemulihan dan keadilan bagi umat Allah. Penghukuman terhadap bangsa-bangsa yang menindas seringkali merupakan langkah awal menuju tatanan yang lebih baik, di mana kebenaran dan keadilan dapat bersemi kembali. Yehezkiel 31:11 mengajarkan bahwa Allah adalah penguasa sejarah, yang bekerja melalui segala peristiwa untuk membawa maksud-Nya tergenapi, termasuk dalam menegakkan keadilan dan memberikan pengharapan kepada mereka yang berseru kepada-Nya. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya kerendahan hati, keadilan, dan kepercayaan kepada kuasa Allah yang tak terbatas.