Yehezkiel 33:23 - Peringatan dan Harapan Baru

"Maka baiklah engkau berkata kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Kamu memakan daging dengan darahnya, meminumnya, dan tanganmu masih berlumuran darah."
Simbol peringatan dan harapan

Ayat Yehezkiel 33:23 merupakan bagian dari pesan kenabian yang kuat yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel kepada umat Israel yang terbuang di Babel. Dalam konteks sejarah, umat ini sedang menghadapi hukuman ilahi akibat dosa-dosa mereka yang berkepanjangan. Pesan ini tidak hanya sebuah teguran keras, tetapi juga mengandung peringatan mendalam tentang konsekuensi dari ketidaktaatan dan penolakan terhadap kehendak Tuhan.

Frasa "kamu memakan daging dengan darahnya" dalam ayat ini adalah sebuah kiasan yang sangat tajam. Secara harfiah, memakan daging dengan darahnya dilarang keras dalam hukum Taurat (Imamat 19:26, Ulangan 12:23-25). Ini adalah praktik yang dianggap menjijikkan di mata Tuhan karena darah melambangkan kehidupan dan hanya boleh dipersembahkan kepada-Nya sebagai korban penebusan. Penggambaran ini menunjukkan betapa seriusnya dosa umat Israel; mereka seolah-olah telah merendahkan dan mencemari bahkan hal-hal yang seharusnya suci, mencampurnya dengan kebejatan moral dan spiritual mereka. "Tanganmu masih berlumuran darah" mempertegas citra kekerasan, ketidakadilan, dan pelanggaran hukum yang telah mereka lakukan.

Namun, seperti banyak bagian dalam Kitab Yehezkiel, pesan peringatan ini tidak berhenti pada teguran semata. Tuhan, dalam kasih dan keadilan-Nya, selalu membuka jalan bagi pertobatan dan pemulihan. Bagi umat yang mendengarkan peringatan-Nya, ada harapan. Pernyataan ini seringkali diikuti oleh janji pemulihan dan pengampunan jika mereka mau berbalik dari jalan dosa mereka. Tuhan tidak ingin melihat umat-Nya binasa, melainkan hidup. Penegasan yang berulang-ulang dari Nabi Yehezkiel tentang pentingnya mendengarkan perkataan Tuhan dan bertindak sesuai dengan itu, menunjukkan bahwa kedaulatan Tuhan atas hidup dan kematian adalah absolut.

Pesan Yehezkiel 33:23 tetap relevan hingga hari ini. Bagi setiap individu, ayat ini menjadi pengingat bahwa tindakan kita memiliki konsekuensi ilahi. Kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, kejujuran, dan ketaatan kepada Tuhan. Melakukan hal yang benar, bukan hanya dalam ibadah formal, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, adalah inti dari ketaatan yang sejati. Ketika kita menyadari kesalahan kita dan dengan tulus bertobat, Tuhan siap mengampuni dan memulihkan kita, memberikan kesempatan baru untuk hidup dalam terang-Nya yang penuh kasih.

Penting untuk merenungkan arti sebenarnya dari peringatan ini. Ini bukan sekadar larangan terhadap praktik ritual kuno, tetapi seruan untuk kehidupan yang murni, adil, dan kudus di hadapan Tuhan. Dengan menjauhi kebejatan dan kembali kepada jalan kebenaran, kita dapat mengalami pemulihan dan berkat yang dijanjikan oleh Tuhan, seperti yang terus diungkapkan dalam kitab suci.

Untuk pendalaman lebih lanjut, Anda dapat merujuk pada Yehezkiel 33:23 dalam Alkitab Sabda.