Kitab Yehezkiel, nabi besar yang menyaksikan kejatuhan Yerusalem dan masa pembuangan, sering kali menyajikan nubuat-nubuat yang kuat mengenai penghakiman Tuhan. Namun, di tengah gambaran muram tentang dosa dan konsekuensinya, terselip pula janji-janji harapan, pemulihan, dan keadilan ilahi. Salah satu ayat yang menyoroti aspek keadilan ini adalah Yehezkiel 34:18.
Ayat ini merupakan bagian dari teguran Tuhan terhadap para pemimpin Israel yang telah bertindak sebagai gembala yang buruk bagi umat-Nya. Mereka lebih mementingkan diri sendiri, mengambil keuntungan dari domba-domba mereka, dan membiarkan mereka tertindas dan tersesat. Perkataan Tuhan dalam Yehezkiel 34:18 menggambarkan dengan jelas ketidakadilan yang terjadi: "Apakah kamu pikir tidak cukup bahwa kamu menginjak rumput yang terbaik? Apakah kamu tidak cukup minum dari mata air yang jernih? Kamu harus mengotori sisanya dengan kakimu."
Metafora yang digunakan sangat gamblang. Rumput yang terbaik dan mata air yang jernih melambangkan berkat, kelimpahan, dan kemudahan yang seharusnya dinikmati oleh seluruh umat. Namun, para pemimpin yang egois ini tidak hanya mengambil bagian mereka yang terbaik, tetapi juga merusak dan mengotori apa yang tersisa, sehingga tidak ada lagi yang bisa dinikmati oleh domba-domba yang lemah. Ini adalah gambaran keserakahan dan penindasan yang kejam, di mana kekuasaan disalahgunakan untuk keuntungan pribadi dengan mengorbankan kesejahteraan orang lain.
Dalam konteks yang lebih luas, Yehezkiel 34 sebenarnya sedang mempersiapkan umat Tuhan untuk menerima gembala yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus. Tuhan berjanji untuk mengambil kembali kawanan-Nya dari tangan para gembala yang jahat dan memberikan mereka gembala yang baik yang akan mencari yang hilang, mengobati yang sakit, dan memberi makan dengan benar. Ayat 18 ini menjadi penekanan pada kejahatan para gembala yang ada dan betapa pentingnya keadilan yang akan ditegakkan.
Pesan dalam Yehezkiel 34:18 memiliki relevansi yang mendalam bagi kehidupan kita saat ini. Kita diingatkan untuk tidak menjadi seperti para pemimpin yang digambarkan dalam ayat ini. Dalam segala aspek kehidupan, baik dalam keluarga, pekerjaan, gereja, maupun masyarakat, kita dipanggil untuk tidak hanya mengambil bagian kita, tetapi juga memastikan bahwa apa yang kita tinggalkan adalah sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang lain, bukan sesuatu yang telah dirusak atau dikotori. Kita diajak untuk bersikap adil, murah hati, dan peduli terhadap sesama, terutama mereka yang lebih lemah dan rentan. Tuhan melihat ketidakadilan dan pada akhirnya akan meminta pertanggungjawaban.
Penting untuk memahami bahwa Tuhan sangat peduli pada keadilan. Dia melihat bagaimana orang benar ditindas dan bagaimana orang yang berkuasa menyalahgunakan kekuatan mereka. Yehezkiel 34:18 adalah seruan bagi keadilan dan pengingat bahwa Tuhan tidak akan membiarkan ketidakadilan berlangsung selamanya. Dia akan campur tangan untuk memulihkan dan menegakkan hak-hak umat-Nya.
Melalui nubuat ini, kita diundang untuk merefleksikan tindakan kita sendiri. Apakah kita cenderung mengambil keuntungan pribadi tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain? Apakah kita berkontribusi pada kerusakan atau pada pembangunan? Semoga kita dapat meneladani prinsip keadilan dan kasih yang diajarkan oleh firman Tuhan, serta menantikan kedatangan Gembala Agung yang akan membawa keadilan dan kedamaian sejati.