"Aku menghambamburkan mereka ke antara bangsa-bangsa dan menyerakkan mereka ke berbagai negeri. Aku menghakimi mereka sesuai dengan kelakuan dan perbuatan mereka."
Sebuah simbol peringatan dan rencana pemulihan ilahi.
Ayat Yehezkiel 36:19 memberikan gambaran yang kuat tentang konsekuensi dari dosa dan pengabaian terhadap perjanjian ilahi. Kata-kata yang terucap melalui nabi Yehezkiel ini bukan hanya sekadar narasi sejarah, melainkan sebuah peringatan dan juga janji yang mendalam bagi umat Israel pada masanya. Ketika bangsa Israel terjerumus ke dalam penyembahan berhala dan ketidaktaatan, Tuhan tidak tinggal diam. Penghakiman-Nya datang dalam bentuk penghamburan mereka ke antara bangsa-bangsa lain. Mereka tercerai-berai, kehilangan tanah perjanjian, dan menjadi bahan pergunjingan serta penindasan di berbagai negeri asing.
Proses penghamburan ini bukanlah tindakan yang sewenang-wenang. Ayat tersebut dengan jelas menyatakan, "Aku menghakimi mereka sesuai dengan kelakuan dan perbuatan mereka." Ini menekankan prinsip keadilan ilahi yang tak tergoyahkan. Tuhan tidak menghukum tanpa sebab, melainkan sebagai respons langsung terhadap pilihan dan tindakan umat-Nya. Pelanggaran perjanjian yang telah terjalin erat dengan janji-janji dan tuntutan-tuntutan dari Tuhan menghasilkan dampak yang menyakitkan, yaitu diaspora atau penyebaran bangsa Israel ke seluruh penjuru dunia pada saat itu. Kehidupan yang dijalani di negeri asing penuh dengan kesulitan, pencobaan, dan kesedihan, sebuah cerminan dari jauhnya mereka dari hadirat Tuhan dan tanah yang telah dijanjikan.
Namun, di balik gambaran penghakiman yang keras ini, tersembunyi benih janji pemulihan yang jauh lebih besar. Ayat-ayat selanjutnya dalam pasal 36 dari Kitab Yehezkiel berbicara tentang bagaimana Tuhan akan mengumpulkan kembali umat-Nya, memurnikan mereka dari dosa-dosa mereka, dan memberikan hati yang baru serta roh yang baru. Pemulihan ini bukan hanya bersifat fisik berupa kembalinya ke tanah perjanjian, tetapi juga bersifat spiritual. Tuhan berjanji akan mendatangkan kembali berkat-Nya, membersihkan nama-Nya yang telah dinajiskan di antara bangsa-bangsa karena ketidaktaatan umat-Nya, dan mengembalikan kemuliaan-Nya di atas umat-Nya.
Yehezkiel 36:19 mengingatkan kita bahwa tindakan memiliki konsekuensi, dan Tuhan adalah Hakim yang adil. Namun, cerita yang lebih luas dalam pasal ini juga mengajarkan tentang kasih karunia dan kesetiaan Tuhan. Meskipun umat-Nya jatuh, Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka sepenuhnya. Dia merencanakan penebusan dan pemulihan, yang puncaknya terwujud dalam karya Kristus, di mana keselamatan dan kesucian ditawarkan kepada semua orang yang percaya, terlepas dari latar belakang suku atau bangsa mereka. Ayat ini menjadi pengingat akan keadilan Tuhan yang ketat, namun juga menjadi prelude dari pemulihan yang penuh kasih, yang pada akhirnya meninggikan nama Tuhan di seluruh bumi.