"Maka kamu akan ingat kelakuanmu yang dahulu, kelakuan yang tidak diperkenan, dan kamu akan merasa muak melihat dirimu sendiri karena segala kelakuanmu yang jahat."
Kitab Yehezkiel, seorang nabi yang melayani di tengah pembuangan di Babel, sering kali berisi nubuat tentang penghukuman dan pemulihan umat Allah. Ayat Yehezkiel 36:31 merupakan bagian dari serangkaian janji pemulihan yang indah, yang menggarisbawahi pentingnya transformasi internal sebagai dasar bagi pemulihan eksternal. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang perubahan kondisi fisik atau politik bangsa Israel, tetapi lebih dalam lagi, tentang perubahan hati dan kesadaran diri.
Ketika Allah menjanjikan untuk memulihkan umat-Nya, Dia tidak hanya akan mengembalikan mereka ke tanah perjanjian, tetapi juga akan memberikan hati yang baru dan roh yang baru. Pemulihan sejati dimulai dari dalam. Janji ini menekankan bahwa umat Allah akan "ingat kelakuanmu yang dahulu." Ingatan ini bukan sekadar nostalgia, melainkan sebuah proses refleksi diri yang mendalam. Mereka akan teringat akan jalan-jalan yang telah mereka tempuh, tindakan-tindakan yang telah mereka lakukan, dan pilihan-pilihan yang telah mereka buat.
Fokus utama dari ingatan ini adalah pada "kelakuan yang tidak diperkenan." Ini merujuk pada dosa, pemberontakan, ketidaktaatan, dan penyembahan berhala yang telah membawa mereka pada malapetaka pembuangan. Pengalaman pahit di negeri asing menjadi katalisator untuk melihat kembali masa lalu dengan perspektif yang berbeda. Sebagaimana yang dikatakan dalam ayat tersebut, refleksi ini akan membawa pada perasaan "muak melihat dirimu sendiri karena segala kelakuanmu yang jahat."
Perasaan muak ini bukanlah keputusasaan yang melumpuhkan, melainkan sebuah tanda pertobatan yang tulus. Ini adalah pengakuan akan kesadaran diri yang baru, di mana standar kebenaran Allah kini mulai tertanam dalam hati. Ini adalah pergeseran fundamental dari membenarkan diri sendiri menjadi merasa jijik terhadap perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Yehezkiel 36:31 menggambarkan proses internalisasi moral dan spiritual yang kuat.
Inti dari pemulihan ilahi, sebagaimana diungkapkan melalui Yehezkiel, adalah transformasi hati yang radikal. Allah berjanji, "Aku akan membuang hati yang keras dari dalam dagingmu dan memberimu hati yang taat" (Yehezkiel 36:26). Ketika hati telah diperbarui, maka cara pandang terhadap masa lalu pun akan berubah. Kelakuan yang sebelumnya dianggap normal atau bahkan dibenarkan, kini akan terlihat sebagai sumber kekejian di mata Tuhan dan juga di mata diri sendiri.
Pelajaran dari Yehezkiel 36:31 sangat relevan bagi kita hari ini. Pemulihan yang sesungguhnya, baik secara pribadi maupun komunal, tidak bisa lepas dari kesadaran akan kesalahan masa lalu dan penyesalan yang tulus. Ketika kita mulai melihat diri kita sendiri dan tindakan kita melalui lensa kebenaran ilahi, kita akan mengalami pertumbuhan dan pembaruan. Ini adalah janji kebaikan Tuhan yang memampukan kita untuk berjalan dalam jalan-Nya, bukan karena keterpaksaan, tetapi karena hati yang telah diubahkan dan keinginan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.