"Lihat, Aku memihak kepadamu, Aku akan menoleh kepadamu, dan kamu akan diolah dan ditanami."
Ilustrasi tanah subur dan penuh kehidupan setelah dipulihkan.
Kitab Yehezkiel, seorang nabi yang diasingkan ke Babel, penuh dengan nubuat yang menggugah tentang penghakiman dan pemulihan umat Allah. Salah satu janji yang paling indah terdapat dalam pasal 36, khususnya ayat 9. Ayat ini bukanlah sekadar kata-kata penyejuk hati, melainkan sebuah deklarasi ilahi yang mendalam mengenai tindakan Tuhan terhadap umat-Nya dan tanah perjanjian mereka. Dalam konteks sejarah, umat Israel telah mengalami pembuangan sebagai akibat dari ketidaktaatan mereka. Tanah mereka yang diberkati telah ditinggalkan dan dilupakan, menjadi tandus dan tak berpenghuni.
Namun, Tuhan tidak membiarkan umat-Nya dalam kehancuran selamanya. Yehezkiel 36:9 merupakan penegasan kembali kasih setia Tuhan. Kata "memihak kepadamu" menunjukkan adanya intervensi ilahi yang aktif. Tuhan tidak hanya mengamati dari jauh, tetapi secara pribadi berpihak pada Israel. Ini adalah janji yang luar biasa, mengingat dosa-dosa mereka yang serius. Kemudian, frasa "Aku akan menoleh kepadamu" mengindikasikan perhatian dan pemulihan. Tuhan akan mengembalikan pandangan kasih-Nya kepada umat-Nya, yang sebelumnya mungkin terasa terasing.
Aspek yang paling konkret dari janji ini adalah tindakan selanjutnya: "kamu akan diolah dan ditanami." Frasa ini menggambarkan proses restorasi yang holistik. "Diolah" (atau kadang diterjemahkan sebagai dibajak atau digarap) menyiratkan bahwa tanah itu akan dipersiapkan kembali. Mungkin ada sisa-sisa reruntuhan yang akan dibersihkan, lahan yang tandus akan diperbaiki. Ini adalah pekerjaan yang memerlukan usaha dan proses. Lebih lanjut, "ditanami" menunjukkan kembalinya kehidupan dan produktivitas. Tanah yang tadinya kosong akan dipenuhi dengan tanaman, hasil panen, dan kehidupan yang berlimpah. Ini adalah simbol dari kembalinya berkat dan kesejahteraan bagi umat Israel.
Yehezkiel 36:9 bukan hanya tentang pemulihan fisik tanah Israel. Ini juga memiliki makna rohani yang mendalam. Pemulihan tanah yang tandus melambangkan pemulihan hati umat yang telah keras dan patah karena dosa. Tuhan berjanji untuk memberikan hati yang baru dan roh yang baru kepada mereka (Yehezkiel 36:26). Pengolahan dan penanaman tanah adalah cerminan dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati manusia, yang membersihkan, menyuburkan, dan menumbuhkan buah-buah kebaikan.
Janji ini memberikan harapan yang kuat bahwa Tuhan setia pada perjanjian-Nya. Meskipun umat-Nya jatuh dan mengalami konsekuensi, kasih karunia dan rencana pemulihan-Nya selalu ada. Pemulihan yang dinubuatkan oleh Yehezkiel ini terjadi secara literal ketika umat Israel kembali dari pembuangan Babel, dan mereka mulai membangun kembali tanah serta kehidupan mereka. Namun, makna yang lebih luas dari ayat ini juga dapat dilihat dalam karya penebusan Yesus Kristus, yang melalui Dia, hati manusia dapat diolah, ditanami, dan menghasilkan kehidupan yang baru dalam Kristus. Janji Tuhan yang diucapkan melalui Yehezkiel adalah pengingat abadi akan kesetiaan-Nya dan kuasa-Nya untuk memulihkan segala sesuatu.