Yehezkiel 40:8

"Lalu aku melihat ke serambi itu, dan pada tiang-tiangnya ada enam bilik, tiga di sebelah ini dan tiga di sebelah sana; dan pada yang berhadapan dengan ambang pintu di sebelah dalam ada takaran."

Representasi visual skema pembagian ruangan pada serambi bait Allah.

Kitab Yehezkiel, khususnya pasal 40 hingga 48, menyajikan penglihatan yang luar biasa dan terperinci tentang sebuah bait Allah baru. Penglihatan ini diberikan kepada nabi Yehezkiel di pembuangan di Babel, sebagai janji pemulihan dan masa depan bagi umat Allah. Ayat 8 dari pasal 40 memperkenalkan kita pada detail arsitektur serambi bait Allah, menyoroti elemen-elemen spesifik yang membentuk ruang tersebut.

"Lalu aku melihat ke serambi itu, dan pada tiang-tiangnya ada enam bilik, tiga di sebelah ini dan tiga di sebelah sana; dan pada yang berhadapan dengan ambang pintu di sebelah dalam ada takaran." Frasa ini melukiskan sebuah gambaran arsitektur yang sangat terstruktur. Kata "serambi" merujuk pada sebuah koridor atau area terbuka yang beratap, yang mengarah ke ruang-ruang di dalamnya. Keberadaan tiang-tiang menandakan struktur yang kokoh dan mungkin dekoratif, yang menjadi bagian integral dari desain keseluruhan.

Poin penting yang disorot dalam ayat ini adalah adanya "enam bilik". Pembagian ini sangat spesifik: tiga di satu sisi dan tiga di sisi lainnya. Ini menunjukkan perencanaan yang teliti untuk memaksimalkan ruang fungsional dalam serambi tersebut. Bilik-bilik ini bisa memiliki berbagai fungsi, seperti tempat penyimpanan, ruang ibadah kecil, atau akomodasi bagi para pelayan bait Allah. Simetri dalam penempatan bilik, yaitu tiga di setiap sisi, mencerminkan keteraturan dan tatanan ilahi yang menjadi ciri khas dari Bait Allah yang digambarkan.

Lebih lanjut, ayat ini menyebutkan bahwa "pada yang berhadapan dengan ambang pintu di sebelah dalam ada takaran." Kehadiran "takaran" ini mungkin memiliki makna simbolis atau praktis. Secara praktis, takaran bisa merujuk pada satuan ukuran atau alat ukur yang digunakan dalam konstruksi atau pemeliharaan bait Allah. Ini menunjukkan perhatian terhadap detail dan presisi dalam setiap aspek pembangunan. Secara simbolis, takaran dapat melambangkan kesempurnaan, keadilan, atau standar ilahi yang ditetapkan untuk penyembahan dan kehidupan umat. Ini menggarisbawahi gagasan bahwa segala sesuatu dalam bait Allah baru harus sesuai dengan ukuran dan ketetapan Tuhan.

Penglihatan Yehezkiel tentang Bait Allah ini bukan hanya sekadar deskripsi fisik, tetapi juga sebuah nubuat yang sarat makna teologis. Bait Allah baru yang digambarkan di sini sering kali ditafsirkan sebagai gambaran dari Gereja, umat Allah yang baru di bawah Perjanjian Baru, atau bahkan Yerusalem Surgawi. Elemen-elemen seperti serambi, tiang, bilik, dan takaran, meskipun bersifat fisik dalam penglihatan, memancarkan keindahan tatanan ilahi, keteraturan, dan kekudusan yang seharusnya menjadi karakteristik umat Allah.

Setiap detail dalam penglihatan Yehezkiel, termasuk pembagian serambi dan keberadaan takaran, mengingatkan kita pada pentingnya menghormati dan mengikuti prinsip-prinsip ilahi dalam segala hal yang kita lakukan, terutama dalam hal penyembahan dan hubungan kita dengan Tuhan. Bait Allah baru ini merupakan janji harapan yang indah, sebuah visi tentang kesempurnaan dan kemuliaan yang akan datang.