"Pintu-pintu bilik itu adalah menghadap ke luar, ke arah utara dan ke arah selatan; dan bilik-bilik itu lebih tinggi daripada bilik-bilik yang paling luar. Ukuran satu bilik adalah tiga puluh hasta panjangnya dan sepuluh hasta lebarnya."
Kitab Yehezkiel, khususnya pasal 42, memberikan deskripsi detail tentang kembalinya kemuliaan Tuhan dan tatanan Bait Allah di masa depan. Ayat 6 ini adalah bagian dari gambaran arsitektur yang presisi, merinci ukuran dan orientasi dari bilik-bilik yang berada di luar tembok utama Bait Suci. Frasa "menghadap ke luar, ke arah utara dan ke arah selatan" menegaskan penataan ruang ini yang tampaknya dimaksudkan untuk fungsi-fungsi tertentu dalam lingkup Bait Allah yang lebih luas.
Lebih lanjut, penyebutan bahwa "bilik-bilik itu lebih tinggi daripada bilik-bilik yang paling luar" menunjukkan hierarki spasial dan fungsional dalam struktur Bait Allah. Ini bukan sekadar ruang biasa, melainkan bagian integral dari kompleks yang memiliki tujuan ilahi. Proporsi yang diberikan, yaitu tiga puluh hasta panjangnya dan sepuluh hasta lebarnya, memberikan gambaran konkret tentang skala dan tata letak. Tiga puluh hasta panjangnya menyiratkan ruang yang cukup luas, sementara lebar sepuluh hasta memberikan proporsi yang lebih ramping. Ukuran ini kemungkinan besar mencerminkan standar tertentu yang ditentukan oleh Tuhan untuk kesempurnaan dan ketertiban dalam tempat penyembahan-Nya.
Penting untuk dicatat bahwa gambaran dalam Yehezkiel sering kali bersifat visioner dan simbolis, mencerminkan ideal dari bait yang dipulihkan, yang mencerminkan kekudusan dan keadilan Tuhan. Bilik-bilik ini, dengan ukurannya yang spesifik dan orientasi yang teratur, dapat diartikan sebagai lambang dari ketelitian dan ketertiban ilahi yang akan mendasari kembali hadirat Tuhan di antara umat-Nya. Dalam konteks yang lebih luas, Yehezkiel 42 berbicara tentang pemulihan dan pemurnian, sebuah gambaran tentang masa depan di mana umat Tuhan dapat kembali beribadah dalam tatanan yang suci dan sempurna.
Dalam tradisi Yahudi, ukuran dan tata letak dalam Bait Allah memiliki makna teologis yang mendalam. Ketepatan detail seperti ini menekankan pentingnya ketaatan pada firman Tuhan, bahkan dalam hal-hal yang tampaknya kecil. Bilik-bilik ini mungkin digunakan untuk berbagai keperluan, seperti penyimpanan perlengkapan suci, tempat ibadah tambahan, atau bahkan sebagai ruang untuk para imam dan pelayan. Apapun fungsinya, penataannya mencerminkan kesempurnaan rencana Tuhan.
Fokus pada ukuran (30x10 hasta) dan orientasi (utara-selatan) dalam Yehezkiel 42:6 menggarisbawahi betapa pentingnya perhatian terhadap detail dalam ibadah kepada Tuhan. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan adalah Allah yang tertib dan kudus, dan tempat penyembahan-Nya harus mencerminkan kekudusan tersebut. Visi Yehezkiel tentang Bait Allah yang dipulihkan memberikan harapan tentang kembalinya kehadiran Tuhan yang penuh kemuliaan dan tatanan yang sempurna.