Yehezkiel 43:10

"Anak manusia, beritahukan rumah Israel tentang rumah itu, supaya mereka mendapat malu karena kesalahan-kesalahan mereka. Jika mereka mendapat malu karena segala yang telah mereka lakukan, tentulah engkau akan menggambarkan rumah itu, arsitekturnya, jalan keluarnya dan pintu-pintu masuknya, segala tata perirnya dan segala ketetapannya; dan tuliskanlah itu di depan mata mereka, supaya mereka berpegang pada segala gambarannya dan melakukan segala ketetapannya."
ALLAH

Ayat Yehezkiel 43:10 memiliki makna yang mendalam dan menggugah bagi umat Israel pada zamannya, serta relevansinya terus berlanjut hingga kini. Dalam konteks visi Yehezkiel tentang Bait Allah yang baru, ayat ini menyerukan kepada nabi untuk menggambarkan dan menjelaskan secara rinci rumah ibadah tersebut kepada bangsa Israel. Tujuannya bukan sekadar untuk memberikan informasi arsitektural, tetapi untuk membangkitkan rasa malu atas kesetiaan mereka yang telah menyimpang dan ketidaktaatan mereka yang berulang.

Pentingnya rasa malu yang disebutkan dalam ayat ini tidak merujuk pada keputusasaan, melainkan pada kesadaran akan kesalahan dan dorongan untuk bertobat. Ketika bangsa Israel melihat dan memahami gambaran Bait Allah yang mulia, yang melambangkan kehadiran Allah yang suci dan kehadiran-Nya yang memulihkan, mereka diharapkan akan menyadari betapa jauhnya mereka telah menyimpang dari standar kekudusan Allah. Gambaran Bait Allah yang baru ini adalah pengingat akan janji penebusan dan pemulihan yang ditawarkan oleh Allah, sebuah tawaran yang harus disambut dengan hati yang hancur dan keinginan untuk kembali kepada-Nya.

Fokus pada "arsitektur, jalan keluar, pintu masuk, segala tata perinya, dan segala ketetapannya" menunjukkan bahwa umat Allah dipanggil untuk taat secara menyeluruh. Ketaatan bukan hanya dalam aspek-aspek besar, tetapi juga dalam detail-detail kecil yang mengatur kehidupan ibadah dan sosial mereka. Penulisan dan penggambaran ini bertujuan agar mereka "berpegang pada segala gambarannya dan melakukan segala ketetapannya." Ini adalah instruksi untuk menanamkan prinsip-prinsip Allah ke dalam hati dan pikiran mereka, sehingga tindakan mereka sehari-hari mencerminkan kekudusan dan kebenaran-Nya.

Relevansi Yehezkiel 43:10 bagi orang percaya saat ini terletak pada pemahaman bahwa Bait Allah, dalam pengertian spiritual, adalah gereja—tubuh Kristus—dan juga hati setiap individu yang telah dipenuhi Roh Kudus. Kita dipanggil untuk terus-menerus memeriksa diri, membandingkan hidup kita dengan standar kekudusan Allah yang dinyatakan dalam Kitab Suci. Rasa malu yang kita rasakan ketika menyadari dosa kita seharusnya memotivasi kita untuk bertobat, mencari pengampunan melalui Kristus, dan berusaha hidup sesuai dengan firman-Nya.

Penggambaran Bait Allah yang baru oleh Yehezkiel adalah janji kemuliaan Allah yang akan kembali dan mendiami umat-Nya. Ini merupakan nubuat yang mencapai puncaknya dalam diri Yesus Kristus, yang adalah Bait Allah yang sejati. Melalui Dia, kita diundang untuk masuk ke dalam persekutuan yang dipulihkan dengan Allah. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kesadaran akan kebesaran dan kekudusan Allah, serta kerinduan untuk menyenangkan-Nya, adalah fondasi dari kehidupan rohani yang sejati. Dengan memahami dan mempraktikkan kebenaran-Nya, kita mencerminkan kemuliaan-Nya di dunia ini, membawa kesaksian tentang kasih dan kuasa penebusan-Nya.