Makna Mendalam Persembahan di Mezbah
Ayat Yehezkiel 43:18 membawa kita pada gambaran penting mengenai ritual keagamaan dan pemulihan ibadah di Bait Allah yang baru. Ayat ini secara spesifik menyoroti instruksi Tuhan mengenai mezbah yang akan digunakan untuk persembahan korban bakaran. Ini bukan sekadar detail arsitektural atau ritualistik, melainkan memiliki makna teologis yang dalam terkait hubungan antara Tuhan dan umat-Nya.
Perintah untuk memulai persembahan korban bakaran di mezbah yang telah ditetapkan menandai dimulainya kembali ketaatan ibadah yang tertib sesuai dengan ketetapan ilahi. Mezbah adalah simbol sentral dalam penyembahan Israel kuno, tempat di mana umat beriman dapat mendekat kepada Tuhan. Dengan mezbah yang baru dan aturan yang jelas, Tuhan menunjukkan bahwa Dia membuka kembali jalan bagi umat-Nya untuk datang kepada-Nya dalam penebusan dan pengudusan.
Penekanan pada "mulai dari hari itu" mengindikasikan titik balik yang signifikan. Setelah periode pembuangan dan kehancuran, ini adalah janji pemulihan dan pembangunan kembali. Tuhan tidak hanya membangun kembali struktur fisik, tetapi juga memulihkan tatanan ibadah yang kudus. Mezbah tersebut akan menjadi pusat ibadah yang suci, tempat di mana umat dapat mempersembahkan korban yang berkenan kepada Tuhan.
Selain itu, ayat ini secara khusus menyebutkan "imam-imam dari suku Lewi yang berasal dari keturunan Zadok" sebagai pelaksana ibadah. Hal ini menggarisbawahi pentingnya imam yang sah dan terkowen untuk menjalankan tugas-tugas keimaman. Keturunan Zadok dipilih karena kesetiaan dan peran penting mereka dalam pelayanan Bait Suci sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan menghendaki ibadah yang dilakukan oleh mereka yang dipilih dan disucikan secara khusus untuk tugas tersebut, demi menjaga kekudusan ibadah.
"Darahnya boleh dicurahkan di atasnya" merujuk pada korban-korban yang dipersembahkan, termasuk korban penghapus dosa dan korban pendamaian. Darah memiliki peran krusial dalam sistem korban Perjanjian Lama, melambangkan kehidupan yang dikorbankan untuk menebus dosa. Dalam konteks ini, perintah tersebut menegaskan bahwa melalui korban-korban inilah umat dapat didamaikan dengan Tuhan.
Yehezkiel 43:18 mengingatkan kita akan kerinduan Tuhan untuk umat-Nya kembali mendekat kepada-Nya dalam kekudusan dan ketaatan. Mezbah tersebut adalah tempat di mana dosa dapat ditebus dan hubungan yang rusak dipulihkan. Instruksi ini berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya ibadah yang teratur, pelayanan yang setia, dan sistem penebusan yang disediakan oleh Tuhan bagi umat-Nya. Ini adalah janji kembalinya hadirat Tuhan dan pemulihan hubungan yang intim.