Yehezkiel 45:19 - Penebusan dan Pemulihan Melalui Pengampunan

"Imam harus mengambil dari darah korban penghapus dosa itu, dan mengoleskannya pada tiang-tiang pintu rumah itu, pada keempat sudut anjung dari mezbah, dan pada tiang-tiang pintu gerbang pelataran dalam."
P
Simbol pembersihan dan kekudusan

Ayat Yehezkiel 45:19 merupakan bagian dari gambaran visual kenabian yang diberikan kepada Yehezkiel mengenai bait Allah yang akan datang. Gambaran ini bukan sekadar arsitektur fisik, melainkan juga sarat makna teologis yang mendalam. Dalam konteks ini, tindakan imam mengoleskan darah korban penghapus dosa pada bagian-bagian penting dari rumah itu, termasuk tiang-tiang pintu dan sudut mezbah, menekankan pentingnya kekudusan dan pemurnian.

Darah dalam tradisi Perjanjian Lama seringkali melambangkan kehidupan dan penebusan. Korban penghapus dosa secara khusus dipersembahkan untuk menutupi kesalahan dan dosa umat. Dengan demikian, pengolesan darah pada pintu dan mezbah menegaskan bahwa akses masuk ke hadirat Allah dan persembahan yang dipersembahkan harus terlebih dahulu disucikan dari kenajisan dosa. Ini adalah fondasi penting bagi hubungan yang benar antara Allah dan umat-Nya.

Makna Kekudusan Bait Allah

Bait Allah, tempat kediaman Allah yang kudus di antara umat-Nya, haruslah menjadi tempat yang sepenuhnya terpisah dari segala bentuk ketidakmurnian. Tindakan ritus yang dijelaskan dalam Yehezkiel 45:19 menunjukkan sebuah proses pemurnian yang komprehensif. Pintu-pintu, yang merupakan titik masuk dan keluar, serta mezbah, tempat dipersembahkannya kurban, adalah area kritis yang perlu dikuduskan. Ini mengajarkan bahwa kekudusan Allah menuntut kesucian dalam setiap aspek, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, baik dalam tindakan luar maupun niat hati.

Ayat ini juga berbicara tentang pemulihan. Setelah pembuangan dan kehancuran bait sebelumnya, visi Yehezkiel memberikan harapan akan sebuah bait baru yang didirikan kembali dengan standar kekudusan yang lebih tinggi. Pengolesan darah ini adalah simbol dari pembersihan dosa yang memungkinkan umat untuk kembali beribadah kepada Allah tanpa rasa takut akan murka-Nya, karena dosa mereka telah ditutupi oleh pengorbanan.

Pengampunan sebagai Fondasi Ibadah

Bagi kita yang hidup di era Perjanjian Baru, makna dari ayat ini semakin diperkaya oleh karya Yesus Kristus. Darah Yesus yang tercurah di kayu salib adalah kurban penghapus dosa yang sempurna dan final. Melalui iman kepada Kristus, kita diperdamaikan dengan Allah dan dibebaskan dari dosa. Pintu-pintu gerbang hati kita, dan kehidupan kita secara keseluruhan, kini dapat dikuduskan oleh darah-Nya. Mezbah kita adalah Kristus sendiri, dan persembahan kita adalah hidup yang tunduk dan memuliakan Dia.

Yehezkiel 45:19 mengingatkan kita bahwa ibadah yang sejati kepada Allah tidak dapat dipisahkan dari pemahaman akan kesucian-Nya dan kebutuhan kita akan pengampunan. Ia adalah Allah yang kudus, tetapi Ia juga adalah Allah yang penuh kasih dan pengampun. Melalui kurban Kristus, kita memiliki akses penuh kepada hadirat-Nya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa hidup dalam kekudusan, mensyukuri pengorbanan yang telah menjadikan kita layak untuk masuk ke dalam Bait Allah yang sesungguhnya, yaitu gereja-Nya dan hati kita yang dipenuhi Roh Kudus.