Yehezkiel 45:24

"Persembahan korban api-apian bagi TUHAN ialah lembu jantan dua ekor dan domba jantan tujuh ekor; seekor dari masing-masing kawanan itu haruslah dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa."

Simbol Persembahan dan Kedamaian Kedamaian & Persembahan

Makna dan Konteks Yehezkiel 45:24

Ayat Yehezkiel 45:24 berbicara tentang instruksi rinci mengenai persembahan yang harus dipersembahkan di Bait Allah yang baru, seperti yang digambarkan dalam penglihatan Nabi Yehezkiel. Ayat ini secara spesifik menyebutkan jenis dan jumlah hewan yang akan digunakan untuk korban api-apian: dua ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan. Dari jumlah tersebut, satu ekor lembu dan satu ekor domba akan dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa.

Persembahan dalam Perjanjian Lama memiliki makna teologis yang dalam. Lembu dan domba jantan dipilih karena kemurnian dan kekuatan mereka, melambangkan kesempurnaan yang layak dipersembahkan kepada Tuhan. Korban api-apian, di mana sebagian atau seluruh persembahan dibakar, adalah cara untuk menyatakan pengabdian total dan rasa syukur kepada Allah. Keharusan untuk menyertakan korban penghapus dosa menunjukkan pengakuan akan dosa dan kebutuhan manusia akan pengampunan ilahi.

Peran Korban dalam Hubungan dengan Allah

Konteks dari Yehezkiel 45 sendiri adalah penglihatan tentang rencana pembangunan kembali Bait Allah yang akan memulihkan kekudusan dan keteraturan ibadah bagi umat Israel setelah masa pembuangan. Instruksi persembahan ini menegaskan kembali pentingnya ritual ibadah yang benar sebagai sarana untuk memelihara hubungan yang kudus dengan Tuhan. Kehidupan rohani yang sehat seringkali ditandai dengan kerelaan untuk memberikan yang terbaik kepada Allah, baik melalui materi maupun hati yang tulus.

Penggunaan "seekor dari masing-masing kawanan" sebagai korban penghapus dosa menyoroti prinsip bahwa pengampunan dosa tidak datang secara cuma-cuma, melainkan melalui pengorbanan. Ini adalah bayangan yang kuat untuk pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, yang merupakan pengorbanan sempurna dan final untuk menghapus dosa seluruh umat manusia. Kristus, Anak Domba Allah yang sempurna, telah memberikan diri-Nya untuk kedamaian dan penebusan kita.

Implikasi Kontemporer

Meskipun ritual persembahan hewan tidak lagi dipraktikkan oleh umat Kristen setelah kedatangan Kristus, prinsip-prinsip di balik persembahan ini tetap relevan. Yehezkiel 45:24 mengingatkan kita tentang nilai kesucian ibadah, pentingnya pengakuan dosa, dan kebutuhan akan pengampunan. Saat ini, umat percaya dipanggil untuk mempersembahkan diri mereka sebagai "korban yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah" (Roma 12:1). Ini berarti menyerahkan seluruh hidup kita, waktu, talenta, dan sumber daya kita kepada Allah sebagai bentuk ibadah.

Selain itu, ayat ini juga berbicara tentang pentingnya ketepatan dan aturan dalam beribadah. Kehidupan spiritual yang teratur dan penuh hormat kepada Tuhan akan memelihara hubungan yang erat dan membawa berkat. Yehezkiel 45:24, melalui detail-detail ibadahnya, mengajarkan kita tentang kekudusan Allah, kerentanan manusia, dan anugerah penebusan yang sempurna melalui pengorbanan.