Yeremia 10:15

“Semuanya itu tidak berguna, hanya barang-barang yang merupakan kesia-siaan belaka; pada waktu penghukuman akan binasa mereka.”

Ayat Yeremia 10:15 merupakan sebuah penegasan tegas dari Nabi Yeremia mengenai hakikat dan kehinaan berhala serta kesia-siaan menyembahnya. Ayat ini datang dalam konteks peringatan keras terhadap bangsa Israel yang cenderung kembali kepada praktik penyembahan berhala, padahal mereka telah diperingatkan berulang kali oleh Tuhan.

Dalam nubuatan ini, Yeremia menggambarkan berhala sebagai objek yang diciptakan oleh tangan manusia. Mereka terbuat dari kayu, diukir, dihiasi dengan perak dan emas, lalu dipaku dan ditanam agar kokoh. Proses pembuatannya terlihat megah dan rumit, namun di mata Tuhan, semua itu hanyalah kesia-siaan belaka. Berhala tidak memiliki kehidupan, tidak dapat melihat, mendengar, merasakan, atau berbuat apa pun. Mereka hanyalah benda mati yang tidak berkuasa sama sekali.

<Berhala> (Tidak Bernyawa)

Ilustrasi sederhana berhala sebagai objek mati tanpa fungsi atau kekuatan.

Kontradiksi Kekuatan Sejati

Ayat ini juga secara implisit menyoroti kontradiksi antara klaim kekuatan berhala dan kekuatan Tuhan yang sejati. Bangsa-bangsa penyembah berhala seringkali memiliki ritual yang rumit dan persembahan yang mahal, berharap mendapatkan perlindungan atau keberuntungan. Namun, Yeremia mengingatkan bahwa pada saat penghukuman yang akan datang, berhala-berhala itu justru akan ikut binasa bersama dengan penyembahnya. Mereka tidak bisa memberikan perlindungan sedikit pun.

Penghukuman yang dimaksud oleh Yeremia bisa merujuk pada berbagai peristiwa historis, seperti penaklukan oleh bangsa lain, pembuangan, atau bahkan penghakiman akhir. Intinya, tidak ada kekuatan dalam objek buatan manusia yang dapat menahan murka Tuhan atau mengubah nasib yang telah ditentukan oleh-Nya. Berhala-berhala tersebut, secanggih apa pun pembuatannya, akan menjadi bukti kebodohan dan kesesatan para penyembahnya ketika bencana datang.

Pesan Moral yang Relevan

Pesan Yeremia 10:15 tidak hanya relevan bagi bangsa Israel di masa lalu, tetapi juga bagi setiap zaman. Di era modern ini, bentuk "berhala" mungkin berbeda. Bagi sebagian orang, kekayaan materi, popularitas, kekuasaan, teknologi canggih, atau bahkan gagasan filosofis bisa menjadi "berhala" yang menggantikan penyembahan kepada Tuhan yang Maha Esa. Kita mungkin tidak membuat patung kayu atau batu, tetapi hati kita bisa saja terpaut pada hal-hal yang pada dasarnya adalah ciptaan atau konsep duniawi.

Yang terpenting adalah pertanyaan fundamental: kepada siapa kita benar-benar mempercayakan hidup kita? Kepada kekuatan yang rapuh dan fana, atau kepada Tuhan yang abadi dan Mahakuasa? Ayat ini menjadi pengingat yang tajam agar kita tidak tertipu oleh ilusi kekuatan duniawi. Ketika segala sesuatu runtuh, hanya Tuhan yang kekal dan setia yang akan tetap menjadi sumber perlindungan dan keselamatan sejati. Menggantungkan harapan pada sesuatu selain Dia adalah resep pasti untuk kehancuran, sama seperti penyembah berhala di zaman Yeremia.