Yeremia 10:21 - Kesedihan dan Kehilangan Para Gembala

"Sebab para gembala telah menjadi dungu, dan TUHAN tidak mereka hiraukan; oleh sebab itu mereka tidak beruntung, dan seluruh kawanan mereka akan tercerai-berai."

Ilustrasi gembala yang kehilangan domba Siluet gembala berdiri terdiam di tengah domba yang tersebar.

Ayat Yeremia 10:21 menyampaikan pesan yang cukup suram mengenai konsekuensi dari kepemimpinan yang lalai dan ketidakpedulian terhadap kehendak Tuhan. Frasa "para gembala telah menjadi dungu" bukanlah sekadar kiasan, melainkan penggambaran tentang para pemimpin, baik itu politis maupun rohani, yang kehilangan hikmat dan panduan ilahi. Dungu di sini menyiratkan ketidakmampuan untuk melihat ke depan, membuat keputusan yang bijak, atau memahami tanggung jawab yang mereka emban.

Implikasi dari kebodohan para gembala ini dijelaskan lebih lanjut: "dan TUHAN tidak mereka hiraukan". Inilah inti dari masalah mereka. Bukan karena kurangnya kemampuan intelektual semata, tetapi karena pengabaian terhadap sumber kebijaksanaan tertinggi, yaitu Tuhan. Ketika para pemimpin menolak untuk mendengarkan dan taat kepada firman Tuhan, mereka menempatkan diri mereka sendiri dan umat yang mereka pimpin dalam jalur kehancuran. Mereka memilih jalan mereka sendiri, yang pada akhirnya akan terbukti salah.

Akibatnya pun sangat jelas dan menyedihkan: "oleh sebab itu mereka tidak beruntung, dan seluruh kawanan mereka akan tercerai-berai." Ketidakberuntungan ini bukan hanya dalam arti materiil atau kesuksesan duniawi, tetapi juga dalam ketiadaan berkat dan perlindungan Tuhan. Tanpa panduan ilahi, segala upaya akan terasa sia-sia, dan hasil yang didapat tidak akan memuaskan. Lebih parah lagi, dampak dari kepemimpinan yang buruk ini menimpa seluruh umat atau kawanan yang mereka pimpin. Mereka akan mengalami perpecahan, kehilangan arah, dan mungkin penderitaan karena keputusan yang salah dari para gembala mereka. Situasi ini menggambarkan kekacauan dan kerentanan yang timbul ketika otoritas tertinggi diabaikan.

Ayat ini menjadi pengingat yang kuat bagi setiap pemimpin untuk selalu menjadikan Tuhan sebagai pusat dari setiap keputusan dan tindakan. Kehidupan yang beruntung dan kawanan yang terorganisir dengan baik tidak akan pernah tercapai tanpa hikmat yang berasal dari Sang Pencipta. Penting bagi para gembala untuk senantiasa memeriksa hati dan motivasi mereka, memastikan bahwa mereka tidak sekadar menggembalakan diri sendiri, tetapi benar-benar melayani dan memimpin sesuai dengan kehendak Tuhan. Kegagalan dalam hal ini akan selalu membawa kehancuran, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi semua yang bergantung pada bimbingan mereka. Memahami dan merenungkan ayat ini dapat membantu kita untuk lebih menghargai pentingnya kepemimpinan yang saleh dan hikmat ilahi dalam segala aspek kehidupan.

Jika Anda ingin menggali lebih dalam mengenai tema kepemimpinan dan hikmat dalam Alkitab, Anda dapat mencari sumber-sumber lain yang membahas nasihat alkitabiah untuk pemimpin atau pentingnya hikmat dalam pengambilan keputusan.