Yeremia 10:7

"Siapakah yang tidak akan takut kepada-Mu, ya Raja segala bangsa? Sebab kepada-Mu lah semestinya. Karena di antara segala orang yang bijaksana dari segala bangsa dan di dalam segala kerajaan mereka, tidak ada seorang pun yang seperti Engkau."

Renungan Mengenai Yeremia 10:7

Ayat Yeremia 10:7 merupakan sebuah pengakuan iman yang luar biasa dan sebuah peringatan rohani yang mendalam. Nubuatan ini disampaikan oleh Nabi Yeremia di tengah-tengah bangsa Israel yang sedang bergumul dengan pengaruh paganisme dan penyembahan berhala dari bangsa-bangsa sekeliling. Di tengah kebingungan iman, Yeremia mengingatkan umat pilihan Allah akan kebesaran dan keunikan Tuhan.

Pertanyaan retoris, "Siapakah yang tidak akan takut kepada-Mu, ya Raja segala bangsa?" menyiratkan bahwa tidak ada alasan bagi siapa pun, dari bangsa mana pun, untuk tidak mengakui dan menghormati Tuhan. Ketakutan yang dimaksud di sini bukanlah rasa takut yang melumpuhkan, melainkan rasa hormat yang mendalam, kekaguman, dan kepatuhan yang tulus kepada Sang Pencipta alam semesta. Tuhan adalah Raja segala bangsa, yang berarti kekuasaan-Nya melampaui semua kerajaan manusia. Dia adalah penguasa tertinggi, sumber otoritas, dan tujuan akhir dari segala sesuatu.

Pernyataan selanjutnya, "Sebab kepada-Mu lah semestinya," menekankan kebenaran fundamental bahwa hanya kepada Tuhan yang layaklah segala penghormatan dan penyembahan itu diberikan. Bangsa-bangsa pada zaman Yeremia seringkali menyembah berhala-berhala buatan tangan manusia. Berhala-berhala ini tidak memiliki kekuatan, kebijaksanaan, atau kehidupan. Mereka bisu, tuli, dan tidak dapat menolong. Sebaliknya, Tuhan Israel adalah Tuhan yang hidup, yang berkuasa, yang adil, dan yang penuh kasih.

Bagian akhir dari ayat ini memberikan penegasan yang lebih kuat lagi, "Karena di antara segala orang yang bijaksana dari segala bangsa dan di dalam segala kerajaan mereka, tidak ada seorang pun yang seperti Engkau." Ini adalah pengakuan terhadap keunikan dan keilahian Tuhan. Tidak peduli seberapa hebatnya para filsuf, raja, atau pemimpin dari peradaban mana pun, tidak ada yang dapat menandingi keagungan dan kebijaksanaan Tuhan. Dia adalah Allah yang transenden, yang berada di luar pemahaman manusia sepenuhnya, namun juga Allah yang imanen, yang telah menyatakan diri-Nya kepada umat manusia.

Dalam konteks modern, ayat ini tetap relevan. Kita hidup di dunia yang kaya akan ide, filsafat, dan berbagai kepercayaan. Namun, kebenaran tentang Tuhan yang diwahyukan dalam Kitab Suci tetap tak tertandingi. Dia adalah sumber hikmat sejati, kekuatan tak terbatas, dan kasih yang abadi. Memahami dan menghayati kebenaran Yeremia 10:7 seharusnya menggerakkan kita untuk memisahkan diri dari segala bentuk penyembahan berhala modern—baik itu materi, kekuasaan, ketenaran, atau bahkan ideologi yang menempatkan diri di atas Tuhan. Hanya kepada Allahlah kita seharusnya memberikan hati, pikiran, dan seluruh hidup kita.

Kebesaran Ilahi Melampaui Segala Sesuatu

Ilustrasi visual yang menggambarkan keagungan dan keunikan Tuhan.

Ayat Yeremia 10:7 adalah pengingat yang kuat bahwa di alam semesta ini, ada satu pribadi yang mutlak unik dan berdaulat: Tuhan. Pengakuan ini membawa kita pada sikap hidup yang benar, yaitu mengarahkan semua hormat, pujian, dan penyerahan diri kepada-Nya, Sang Raja segala bangsa.