Yeremia 10:9 - Kebijaksanaan Dari Firman Tuhan

"Dari Tarsus datanglah perak yang sudah diolah, dan emas dari Ufas, hasil pekerjaan dan tangan seorang seniman, bahkan kain ungu biru dan ungu tua mereka buat."
Firman Yang Terpercaya

Ayat Yeremia 10:9, meskipun secara harfiah berbicara tentang kekayaan materi dan keahlian para pengrajin di masa lalu, menyimpan makna yang jauh lebih dalam ketika kita merenungkannya dalam konteks iman. Ayat ini mencatat bagaimana perak diolah dan emas didatangkan dari Ufas, serta bagaimana kain ungu biru dan ungu tua dihasilkan oleh tangan-tangan terampil. Ini menggambarkan sebuah keindahan dan kemewahan yang dibuat oleh manusia, sesuatu yang seringkali dianggap bernilai tinggi di dunia.

Namun, Yeremia menulis kitab ini di tengah seruan kenabian yang kuat untuk menjauhi penyembahan berhala dan kembali kepada Tuhan yang benar. Dalam konteks keseluruhan kitab Yeremia, ayat ini seringkali disandingkan dengan ayat-ayat sebelumnya (ayat 1-8) yang mengkritik keras pembuatan patung-patung berhala. Berhala-berhala itu dibuat dari kayu, perak, dan emas, yang semua itu adalah hasil karya manusia. Kebaikan dan keindahan yang melekat pada bahan-bahan tersebut justru menyoroti kesia-siaan menyembah apa yang diciptakan, alih-alih Sang Pencipta.

Perak yang diolah, emas dari Ufas, dan kain ungu tua, meskipun indah dan berharga di mata manusia, tidak memiliki kehidupan, tidak dapat berpikir, dan tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan. Mereka adalah benda mati yang dibentuk oleh tangan yang fana. Sebaliknya, Tuhan yang diperkenalkan oleh Yeremia adalah Tuhan yang hidup, yang menciptakan langit dan bumi, yang memiliki hikmat yang tak terbatas, dan yang kekal. Kontras inilah yang menjadi inti pesan Yeremia.

Dalam kehidupan modern, kita mungkin tidak menyembah patung berhala secara harfiah, tetapi kita bisa saja terpikat oleh "kekayaan" dan "keahlian" duniawi lainnya. Kita bisa saja menaruh harapan kita pada uang, kekuasaan, status, atau bahkan keahlian dan pencapaian pribadi kita sendiri. Sama seperti perak yang diolah dan emas dari Ufas, semua hal ini memiliki nilai dan kegunaannya di dunia, tetapi mereka bukanlah sumber kehidupan sejati atau keselamatan kekal.

Ayat Yeremia 10:9 mengingatkan kita untuk membedakan mana yang memiliki nilai kekal dan mana yang hanya bersifat sementara. Kebijaksanaan sejati tidak datang dari bahan-bahan berharga atau keahlian manusia semata, melainkan dari pengenalan akan Tuhan yang benar. Firman Tuhan, seperti yang disampaikan melalui nabi Yeremia, adalah panduan yang lebih berharga daripada emas atau perak manapun. Ia mengajarkan kita untuk memusatkan iman dan harapan kita pada Dia yang tidak pernah berubah, yang kekal, dan yang memiliki segala kuasa. Memahami hal ini memungkinkan kita menjalani hidup dengan prioritas yang benar, menghargai hal-hal rohani di atas hal-hal duniawi.