Firman Tuhan yang tercatat dalam Kitab Yeremia pasal 13 ayat 19 adalah sebuah peringatan keras yang disampaikan oleh Nabi Yeremia kepada bangsa Yehuda. Ayat ini tidak hanya sekadar sebuah kutipan, melainkan sebuah cerminan mendalam tentang akibat dari kesombongan, keangkuhan, dan ketidakpedulian terhadap ajaran ilahi. "Perhatikanlah dan sadarlah! Sebab mereka akan dibawa ke pembuangan, mereka yang mengurusi diri sendiri menjadi bodoh."
Konteks historis dari ayat ini sangat penting untuk dipahami. Bangsa Yehuda, yang seharusnya menjadi umat pilihan Allah, telah terjerumus dalam berbagai bentuk dosa. Mereka seringkali mengabaikan perintah-perintah Tuhan, lebih mengutamakan kesenangan duniawi, dan yang terparah, dipenuhi dengan keangkuhan. Keangkuhan inilah yang membuat mereka merasa diri lebih baik dari yang lain, tidak membutuhkan peringatan, dan yakin bahwa mereka aman dari murka Tuhan. Namun, ayat Yeremia ini dengan tegas menyatakan bahwa keangkuhan dan sikap "mengurusi diri sendiri" yang berlebihan justru membawa kebodohan spiritual. Kebodohan ini berujung pada kehancuran dan pembuangan, sebuah takdir yang menimpa Yehuda di tangan bangsa Babel.
Pesan yang disampaikan Yeremia begitu relevan hingga kini. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, godaan untuk bersikap angkuh dan egois sangatlah besar. Kita seringkali terlalu sibuk dengan urusan diri sendiri, mengejar materi, dan mengabaikan nilai-nilai spiritual serta kebutuhan sesama. Ketika kita hanya fokus pada diri sendiri, kita kehilangan pandangan yang lebih luas tentang kebenaran dan keadilan ilahi. Keangkuhan membuat kita menutup diri dari teguran, tidak mau mengakui kesalahan, dan menolak untuk belajar dari pengalaman. Akibatnya, kita bisa terperosok dalam jurang kebodohan rohani, membuat keputusan yang salah, dan pada akhirnya menghadapi konsekuensi yang menyakitkan.
Firman Tuhan melalui Yeremia mengajak kita untuk "memperhatikan dan sadar." Ini adalah sebuah panggilan untuk introspeksi diri. Apakah kita telah menjadi pribadi yang sombong? Apakah kita hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa peduli terhadap orang lain? Apakah kita menutup telinga terhadap suara kebenaran dan peringatan dari Tuhan? Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehancuran tidak datang secara tiba-tiba, melainkan merupakan buah dari penolakan terus-menerus terhadap jalan Tuhan. Namun, di balik peringatan keras tersebut, tersirat juga harapan. Kesadaran akan kebodohan yang disebabkan oleh keangkuhan adalah langkah pertama menuju pertobatan. Dengan kerendahan hati, kita dapat kembali kepada Tuhan, mengakui kesalahan kita, dan mencari pengampunan-Nya. Tuhan selalu membuka pintu bagi mereka yang mau berbalik.
Oleh karena itu, mari kita renungkan firman Yeremia 13:19 ini. Jadikanlah sebagai pengingat untuk selalu hidup dalam kerendahan hati, mengutamakan kebenaran Tuhan, dan peduli terhadap sesama. Hindari jebakan keangkuhan yang membawa kebodohan dan kehancuran, dan pilihlah jalan kesadaran serta pertobatan yang akan membawa kita kepada berkat dan pemulihan dari Tuhan.