"Dan Aku akan melemparkan engkau dan ibumu yang melahirkan engkau ke negeri yang tidak kamu kenal, di sana kamu akan lahir dan di sana kamu akan mati." (Yeremia 22:26)
Ayat Yeremia 22:26 merupakan sebuah peringatan keras yang diucapkan oleh Nabi Yeremia atas nama Tuhan kepada Raja Yoyakim dari Yehuda dan seluruh rakyatnya. Kata-kata ini tidak hanya sekadar ramalan, melainkan sebuah konsekuensi ilahi atas dosa dan ketidaktaatan yang telah merajalela dalam masyarakat Yehuda pada masa itu. Ayat ini berbicara tentang pembuangan yang definitif, sebuah nasib yang jauh lebih buruk daripada sekadar hukuman sementara.
Inti dari Yeremia 22:26 adalah tentang pengabaian dan ketidakberdayaan. Tuhan menyatakan bahwa Yoyakim dan ibunya, yang turut andil dalam berbagai kesalahan, akan dilemparkan ke negeri asing. "Negeri yang tidak kamu kenal" menyiratkan sebuah kondisi keterasingan total, di mana mereka akan kehilangan identitas, akar, dan segala sesuatu yang mereka anggap sebagai rumah. Ini bukan hanya tentang perpindahan geografis, tetapi tentang dicabutnya mereka dari perjanjian dan perlindungan ilahi.
Pernyataan "di sana kamu akan lahir dan di sana kamu akan mati" memperdalam gambaran kesuraman. Ini berarti bahwa segala bentuk kehidupan baru, harapan, dan masa depan yang seharusnya mereka miliki di tanah air mereka, kini akan digantikan oleh kelahiran dan kematian dalam status yang terbuang. Mereka akan hidup sebagai orang luar, tanpa kekuasaan, tanpa martabat, dan akhirnya menemui akhir hidup mereka di tempat yang sama sekali asing. Ini adalah sebuah gambaran hilangnya seluruh garis keturunan dan warisan mereka di mata Tuhan dan di muka bumi.
Mengapa hukuman sedrastis ini dijatuhkan? Konteks sejarah di sekitar pasal 22 Yeremia menjelaskan banyak hal. Yoyakim dikenal sebagai raja yang korup, menindas rakyatnya, dan membangun istana mewahnya dengan cara-cara yang tidak adil, seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya (Yeremia 22:13-17). Ia juga menunjukkan ketidakpedulian terhadap keadilan dan perintah Tuhan. Tindakan-tindakan ini, yang ditengahi oleh ketidaksetiaan kepada Tuhan, menjadikan mereka setara dengan "barang yang tak berguna" yang pantas dibuang dan dilupakan. Tuhan, sebagai Pencipta dan Penguasa semesta, tidak dapat mentolerir kebobrokan moral dan spiritual yang begitu parah, terutama dari mereka yang seharusnya memimpin umat-Nya dengan takut akan Tuhan.
Pesan Yeremia 22:26 bukan hanya catatan sejarah masa lalu. Bagi umat percaya saat ini, ayat ini menjadi sebuah pengingat penting tentang kekudusan Tuhan dan keseriusan dosa. Ia mengajarkan bahwa ketidaktaatan yang berkelanjutan, penindasan, dan pengabaian terhadap nilai-nilai ilahi akan selalu membawa konsekuensi. Namun, di balik peringatan keras ini, ada juga sebuah harapan. Kitab Yeremia sendiri penuh dengan janji pemulihan. Bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada Tuhan, ada pengampunan dan pemulihan. Yeremia 22:26 mengingatkan kita untuk senantiasa memeriksa hati dan tindakan kita, agar kita tidak berakhir seperti Yoyakim yang dibuang sebagai "barang tak berguna" di hadapan Tuhan. Penting untuk terus mencari dan taat pada kehendak-Nya.