Yeremia 26:13

"Perbaikilah tingkah lakumu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN, Allahmu; maka TUHAN akan menyesali keputusan-Nya yang telah dijatuhkan-Nya terhadap kamu."

UBAH

Ayat ini dari Kitab Yeremia 26:13 adalah seruan yang kuat kepada umat Allah untuk merefleksikan jalan mereka dan mengubah arah hidup mereka. Dalam konteks sejarahnya, Nabi Yeremia menyampaikan pesan ini di tengah-tengah periode kegagalan rohani dan politis yang dialami bangsa Israel. Ancaman kehancuran yang dihadapi mereka bukanlah sesuatu yang datang tanpa sebab, melainkan konsekuensi langsung dari ketidaktaatan mereka kepada Tuhan.

Pesan "Perbaikilah tingkah lakumu dan perbuatanmu" bukanlah sekadar anjuran umum, melainkan panggilan mendesak untuk transformasi diri yang radikal. Ini berarti mengakui kesalahan, meninggalkan cara hidup yang salah, dan secara aktif memilih jalan yang benar. "Dengarkanlah suara TUHAN, Allahmu" menekankan pentingnya ketaatan yang didasarkan pada pemahaman dan penerimaan terhadap kehendak ilahi. Suara Tuhan seringkali disampaikan melalui nabi-nabi-Nya, firman-Nya, dan nurani kita. Mengabaikan suara ini berarti menolak sumber kebijaksanaan dan kebenaran.

Janji yang mengikuti adalah sangat menggembirakan: "maka TUHAN akan menyesali keputusan-Nya yang telah dijatuhkan-Nya terhadap kamu." Kata "menyesali" di sini tidak berarti Tuhan membuat kesalahan dan kemudian menyesalinya. Sebaliknya, ini menggambarkan respons Tuhan terhadap pertobatan umat-Nya. Tuhan adalah Allah yang adil, tetapi Dia juga penuh kasih dan belas kasihan. Ketika umat-Nya menunjukkan ketulusan dalam pertobatan mereka, Tuhan siap untuk membatalkan atau menunda hukuman yang tadinya akan dijatuhkan. Ini adalah bukti kasih karunia-Nya yang tak terbatas.

Pesan Yeremia 26:13 memiliki relevansi abadi. Bagi individu maupun komunitas, ini adalah pengingat bahwa tindakan kita memiliki konsekuensi. Kita tidak bisa terus-menerus hidup dalam dosa atau ketidaktaatan tanpa menghadapi akibatnya. Namun, di sisi lain, ayat ini juga menawarkan harapan. Selalu ada kesempatan untuk berbalik, untuk memohon pengampunan, dan untuk memulai kembali dengan hati yang baru. Pertobatan bukanlah tanda kelemahan, melainkan keberanian untuk mengakui keterbatasan kita dan kerinduan untuk hidup dalam kebenaran.

Dalam menghadapi tantangan hidup modern, seringkali kita tergoda untuk mencari solusi eksternal atau menyalahkan keadaan. Namun, firman Tuhan melalui Yeremia 26:13 mengarahkan kita untuk melihat ke dalam. Perubahan sejati dimulai dari dalam diri, dari sikap hati dan perilaku sehari-hari. Ketika kita secara konsisten berusaha untuk memperbaiki tingkah laku kita, mendengarkan suara Tuhan, dan berpegang teguh pada ajaran-Nya, kita membuka pintu bagi berkat dan pemulihan ilahi. Pesan ini mengingatkan kita bahwa pertobatan yang tulus selalu menghasilkan kelegaan dan perubahan positif, baik dalam hubungan kita dengan Tuhan maupun dalam kehidupan kita di dunia.