"Hendaklah kamu menegakkan dan memberitakan keadilan di kota itu dan melakukan yang baik dan yang benar, supaya TUHAN menepati janji-Nya mengenai kamu."
Ayat Yeremia 26:17 merupakan sebuah seruan yang mendalam dari Nabi Yeremia kepada umat Israel, khususnya para pemimpin dan penduduk Yerusalem. Dalam konteks sejarahnya, Yerusalem sedang menghadapi ancaman kehancuran dari bangsa asing akibat dosa dan ketidaktaatan mereka. Namun, di tengah-tengah peringatan keras tersebut, terselip sebuah janji ilahi yang luar biasa, sebuah jalan keluar yang ditawarkan Allah jika umat-Nya mau berubah. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya yeremia 26 17 bukan hanya sebagai catatan sejarah, tetapi sebagai prinsip hidup yang relevan hingga kini.
Pesan utama dari ayat ini terbagi menjadi dua bagian penting: kewajiban umat manusia dan janji ilahi. Pertama, umat diperintahkan untuk "menegakkan dan memberitakan keadilan" serta "melakukan yang baik dan yang benar." Ini bukan sekadar instruksi pasif, melainkan tindakan aktif yang menuntut komitmen dan keberanian. Menegakkan keadilan berarti memastikan bahwa hukum dan hak setiap individu dihormati, tidak ada yang tertindas atau dirugikan. Memberitakan keadilan berarti menyuarakan kebenaran, bahkan ketika itu sulit atau tidak populer. Melakukan yang baik dan benar mencakup segala aspek perilaku, mulai dari interaksi pribadi hingga kebijakan publik, semuanya harus didasarkan pada prinsip moral dan etika yang tinggi yang bersumber dari Allah.
Bagian kedua dari ayat ini adalah janji yang luar biasa: "supaya TUHAN menepati janji-Nya mengenai kamu." Janji ini adalah pengingat bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang setia. Ketika umat bertindak sesuai dengan kehendak-Nya, Allah berjanji untuk tidak meninggalkan mereka, bahkan menjamin perlindungan dan berkat. Janji ini memberikan dasar pengharapan yang kokoh, menunjukkan bahwa tindakan kebaikan dan keadilan bukanlah usaha yang sia-sia, melainkan investasi yang akan mendatangkan hasil yang berlimpah dari Sang Pencipta.
Konteks historis Yeremia 26:17 menyoroti bahwa keberlangsungan sebuah bangsa atau komunitas sangat bergantung pada moralitas dan keadilan yang mereka junjung tinggi. Yerusalem saat itu tengah menghadapi konsekuensi dari sistem yang korup dan ketidakadilan sosial yang merajalela. Namun, Allah menawarkan kesempatan untuk penebusan. Jika mereka berbalik dari jalan kejahatan, memprioritaskan keadilan dan kebaikan, Allah akan menarik murka-Nya dan meneguhkan kembali janji-Nya untuk melindungi dan memberkati mereka.
Renungan atas yeremia 26 17 mengajak kita untuk merefleksikan praktik kita sehari-hari. Apakah kita sudah menjadi agen keadilan dan kebaikan di lingkungan kita? Apakah kita berani menyuarakan kebenaran, bahkan ketika itu berisiko? Apakah tindakan kita mencerminkan kasih dan kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang lemah dan rentan? Allah selalu setia pada janji-Nya. Ketika kita hidup sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kebaikan, kita sejatinya sedang membuka pintu bagi berkat dan perlindungan ilahi untuk menyertai hidup kita. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa keadilan dan kebaikan bukanlah sekadar idealisme, melainkan fondasi penting bagi kesejahteraan dan keberlangsungan hidup, baik bagi individu maupun komunitas.