Ayat Yeremia 36:4 membuka sebuah lembaran penting dalam narasi kenabian yang penuh makna. Ayat ini menyoroti bagaimana Allah bekerja melalui hamba-hamba-Nya, memberikan pesan ilahi yang kemudian perlu disampaikan kepada umat-Nya. Dalam konteks ini, Nabi Yeremia, yang seringkali merasa terbebani dan ditolak, menerima tugas yang sangat spesifik: menuliskan semua firman Tuhan yang telah diwahyukan kepadanya ke dalam sebuah gulungan kitab. Ini bukan sekadar kumpulan kata, melainkan inti dari kebenaran ilahi, peringatan, dan nubuat masa depan bagi bangsa Yehuda yang sedang berada di ambang kehancuran.
Peran Barukh bin Neriah dalam ayat ini sangat krusial. Ia bukan sekadar juru tulis biasa, melainkan mitra setia Yeremia dalam menyampaikan kehendak Tuhan. Dalam kesibukan dan ketakutan yang melanda Yerusalem pada masa pemerintahan Raja Yoyakim, Yeremia tidak dapat secara pribadi membacakan firman Tuhan di depan umum. Oleh karena itu, ia memerintahkan Barukh untuk mendiktekan semua perkataan Tuhan yang telah dia terima. Tindakan ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya pesan tersebut dan kebutuhan untuk menyampaikannya dengan cara yang paling efektif, meskipun menghadapi potensi penolakan dan bahaya.
Peristiwa ini bukan hanya sekadar catatan sejarah. Ia menunjukkan bahwa penyampaian kebenaran ilahi membutuhkan keberanian, kesetiaan, dan kolaborasi. Yeremia, meskipun diperintahkan oleh Tuhan, membutuhkan bantuan praktis dari Barukh. Barukh, di sisi lain, menunjukkan kesetiaannya dengan menanggung beban berat untuk menuliskan dan kemudian membacakan pesan tersebut, yang ia sadari membawa konsekuensi serius.
Gulungan kitab yang ditulis itu kemudian menjadi alat utama Tuhan untuk membawa kesadaran, peringatan, dan bahkan penghukuman kepada bangsa itu. Meskipun gulungan itu akhirnya dibakar oleh Raja Yoyakim, Tuhan tidak membiarkan pesan-Nya lenyap. Ia memerintahkan Yeremia untuk membuat gulungan baru, dengan tambahan firman lagi. Ini mengajarkan kita bahwa rencana dan firman Tuhan tidak dapat dihalangi oleh tindakan manusiawi, sekecil atau sebesar apapun itu. Kebenaran yang datang dari Tuhan pada akhirnya akan menemukan jalannya, bahkan melalui rintangan yang paling besar sekalipun.
Dalam kehidupan modern, ayat Yeremia 36:4 mengingatkan kita akan pentingnya mendengarkan dan mencatat firman Tuhan dalam hidup kita. Tuhan terus berbicara kepada kita, baik melalui Kitab Suci, melalui Roh Kudus, maupun melalui orang lain. Kitalah yang perlu memiliki hati yang terbuka seperti Yeremia dan Barukh, untuk menerima, mencatat, dan kemudian dengan berani meneruskan pesan-pesan kebenaran-Nya kepada dunia yang membutuhkan.