Yeremia 39:16

"Pergilah dan katakanlah kepada Ebed-Melekh, orang Etiopia ini: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan firman-Ku ini ke dalam kota ini untuk kebinasaan dan bukan untuk kesejahteraan, maka pada hari itu semuanya akan menjadi kenyataan di depan matamu."
Simbol Keadilan dan Pertimbangan Allah

Simbol yang menggambarkan keadilan dan pertimbangan Allah.

Ayat Yeremia 39:16 adalah sebuah wahyu ilahi yang disampaikan kepada Nabi Yeremia untuk dikomunikasikan kepada Ebed-Melekh, seorang pejabat istana raja Zedekia. Dalam konteks sejarahnya, ayat ini muncul pada saat yang sangat genting bagi Kerajaan Yehuda. Yerusalem sedang dikepung oleh pasukan Babel di bawah Nebukadnezar, dan kehancuran kota serta pembuangan penduduknya sudah di depan mata. Pengkhianatan, ketakutan, dan keputusasaan menyelimuti suasana di Yerusalem. Di tengah situasi yang kelam ini, Allah tidak tinggal diam. Melalui firman-Nya, Ia memberikan pesan yang kuat dan tegas, namun juga mengandung nuansa pertimbangan-Nya atas tindakan manusia.

Penting untuk memahami latar belakang di balik ayat ini. Ebed-Melekh adalah seorang sosok yang berani dan memiliki integritas moral. Ketika para pejabat lain melemparkan Yeremia ke dalam perigi yang berlumpur karena nubuatnya yang dianggap membawa malapetaka, Ebed-Melekh tidak tinggal diam. Ia meminta izin dari raja untuk menyelamatkan Yeremia, dan dengan menggunakan anak-anak didiknya serta menggunakan potongan-potongan kain dari jubahnya yang compang-camping untuk menarik Yeremia keluar dari lubang, ia berhasil menyelamatkan nyawa nabi itu (Yeremia 38:7-13). Tindakan Ebed-Melekh ini menunjukkan keberanian dan kepedulian terhadap kebenaran ilahi, meskipun hal itu bertentangan dengan pendapat para pemimpin lainnya.

Allah melihat keberanian dan kesetiaan Ebed-Melekh. Ayat Yeremia 39:16 adalah janji Allah kepada Ebed-Melekh sebagai balasan atas tindakannya. Firman Allah yang disampaikan bukan sekadar pengumuman kehancuran, tetapi juga sebuah pengakuan atas peran Ebed-Melekh dalam menyelamatkan hamba-Nya. Allah berfirman, "Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan firman-Ku ini ke dalam kota ini untuk kebinasaan dan bukan untuk kesejahteraan..." Pernyataan ini menegaskan bahwa penghukuman atas dosa-dosa Yehuda memang akan datang dan tidak dapat dihindari. Babel adalah alat yang digunakan Allah untuk melaksanakan penghukuman tersebut.

Namun, janji Allah kepada Ebed-Melekh tidak hanya sebatas pengumuman kehancuran. Ayat selanjutnya dalam pasal yang sama, Yeremia 39:17-18, menyatakan dengan jelas bahwa Allah akan menyelamatkan Ebed-Melekh. "Sebab Aku akan melepaskan engkau, dan engkau tidak akan jatuh ke tangan orang-orang yang kamu takuti. Tetapi Aku akan melepaskan engkau dengan selamat, karena engkau telah percaya kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN." Ini adalah inti dari pesan penghiburan dan harapan bagi Ebed-Melekh. Meskipun kota akan hancur dan banyak yang akan binasa, kesetiaan dan keberaniannya akan mendatangkan keselamatan pribadi baginya. Ini adalah bukti bahwa Allah memperhatikan tindakan-tindakan individu, bahkan di tengah badai penghakiman ilahi.

Makna Yeremia 39:16 melampaui peristiwa historis tersebut. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah hakim yang adil dan berdaulat. Ia akan mendatangkan penghakiman atas dosa, tetapi Ia juga adalah Allah yang penuh kasih dan setia kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Tindakan kebaikan, keberanian moral, dan kesetiaan kepada kebenaran ilahi tidak akan pernah luput dari perhatian-Nya. Sekalipun situasi terlihat suram dan kehancuran tampak tak terhindarkan, selalu ada harapan bagi mereka yang menaruh kepercayaan mereka kepada Allah. Ayat ini menjadi pengingat bahwa dalam segala keadaan, termasuk yang paling sulit sekalipun, Allah tetap berkuasa dan janji-Nya selalu dapat diandalkan bagi umat-Nya.