Yeremia 43:10

"Tetapi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan menyuruh memanggil Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku itu, dan Aku akan mendudukkan takhtanya di atas batu-batu ini, yang telah Kufanami. Ia akan mendirikan khemahnya di atas mereka."
Kuat
Simbol kekuatan dan ketahanan di tengah tantangan

Ayat Yeremia 43:10 ini merupakan bagian dari nubuat penting yang disampaikan oleh Nabi Yeremia kepada bangsa Yehuda yang melarikan diri ke Mesir setelah jatuhnya Yerusalem. Di tengah keputusasaan dan kegagalan mereka untuk mendengarkan peringatan Tuhan sebelumnya, mereka justru mencari perlindungan di negeri asing, sebuah keputusan yang ditentang oleh Yeremia.

Dalam firman Tuhan ini, terlihat sebuah ironi yang mendalam. Nebukadnezar, raja Babel yang telah menghancurkan Yerusalem dan membawa sebagian besar penduduknya ke pembuangan, diancam oleh Tuhan akan mendirikan takhtanya di atas batu-batu tempat bangsa Yehuda berlindung. Kata "batu-batu" ini bisa diartikan sebagai fondasi kota, atau bahkan bisa merujuk pada umat Tuhan itu sendiri, yang seharusnya menjadi batu penjuru yang kokoh. Ancaman ini bukan hanya bersifat militer, tetapi juga simbolis, menandakan bahwa tempat perlindungan yang mereka pilih ternyata tidak aman.

Namun, di balik ancaman yang mengerikan ini, tersirat pula janji kekuatan Tuhan. Meskipun Nebukadnezar akan berkuasa, dan bahkan mungkin menancapkan kekuasaannya secara fisik di tanah Mesir, Tuhan tetaplah yang berdaulat. Ia yang memanggil Nebukadnezar, Ia yang mendudukkan takhtanya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar, bahkan ketika situasi tampak begitu suram bagi umat-Nya. Kekuatan sejati tidak datang dari kekuasaan manusia atau perlindungan duniawi, melainkan dari kedaulatan ilahi.

Bagi umat Tuhan, ayat ini mengingatkan bahwa dalam segala kesulitan, termasuk pengungsian, pembuangan, atau penderitaan pribadi, Tuhan tetap memegang kendali. Ia dapat menggunakan bahkan musuh-musuh-Nya untuk melaksanakan kehendak-Nya. Janji bahwa Nebukadnezar akan mendirikan "khemah" di atas mereka bisa menjadi gambaran tentang penjajahan yang akan terus berlanjut, tetapi juga bisa dilihat sebagai pengingat bahwa bahkan di bawah bayang-bayang kekuasaan asing, umat Tuhan tetap berada di bawah pengawasan Tuhan.

Kekuatan yang dijanjikan Tuhan bukanlah kebal dari penderitaan, melainkan ketahanan dan kemampuan untuk tetap teguh dalam iman meskipun menghadapi kesulitan yang luar biasa. Ayat ini mengajarkan pentingnya untuk selalu bersandar kepada Tuhan, bahkan ketika segala sesuatu tampak melawan. Seperti batu yang kokoh, umat Tuhan dipanggil untuk tetap teguh pada janji dan perjanjian-Nya, mengetahui bahwa di akhir segalanya, kedaulatan dan rencana-Nya akan menang. Ini adalah pengingat akan keteguhan iman yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan hidup, dan keyakinan bahwa kekuatan sejati berasal dari Sang Pencipta alam semesta.