Yeremia 44:10 - Pesan Peringatan dan Kesetiaan

"Sampai sekarang mereka tidak merendahkan diri, tidak takut dan tidak mengikuti hukum-Ku dan ketetapan-Ku, yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu." (Yeremia 44:10)
PERINGATAN

Ayat Yeremia 44:10 merupakan bagian dari teguran keras Nabi Yeremia kepada bangsa Yehuda yang melarikan diri ke Mesir setelah jatuhnya Yerusalem. Dalam ayat ini, Tuhan melalui Yeremia mengecam ketidaktaatan mereka yang terus-menerus, bahkan setelah mengalami malapetaka yang dahsyat. Pesan ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah pengingat abadi tentang konsekuensi dari pengabaian hukum Tuhan dan pentingnya kesetiaan yang tulus.

Frasa "sampai sekarang mereka tidak merendahkan diri, tidak takut" menunjukkan inti permasalahan. Bangsa Yehuda, meskipun telah menghadapi kehancuran kota suci dan pembuangan, tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan yang mendalam atau kerendahan hati di hadapan Tuhan. Ketakutan yang seharusnya muncul dari kesadaran akan murka Tuhan justru tergantikan oleh kekerasan hati dan keangkuhan. Mereka gagal belajar dari pengalaman pahit yang telah mereka lalui, yang merupakan akibat langsung dari dosa-dosa mereka.

Lebih jauh lagi, ayat ini menyoroti penolakan mereka untuk "mengikuti hukum-Ku dan ketetapan-Ku, yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu." Ini adalah inti dari perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya. Hukum dan ketetapan ini bukanlah beban yang tidak perlu, melainkan panduan hidup yang dirancang untuk kesejahteraan mereka, baik secara individu maupun komunal. Dengan menolak hukum-hukum ini, mereka secara efektif menolak otoritas Tuhan dan berbalik kepada jalan-jalan mereka sendiri yang menyesatkan. Sikap ini adalah bentuk pemberontakan yang serius, yang konsekuensinya telah diperingatkan berulang kali oleh para nabi.

Konteks historis ayat ini sangat penting. Setelah Nebukadnezar, raja Babel, menguasai Yehuda, banyak orang Yahudi yang melarikan diri ke Mesir, membawa serta para nabi dan umat Tuhan. Di Mesir, mereka kembali terlibat dalam praktik penyembahan berhala, khususnya kepada ratu langit dan dewanya, yang sebelumnya telah dikutuk oleh Tuhan melalui Yeremia. Mereka berargumen bahwa keadaan buruk mereka terjadi karena mereka berhenti mempersembahkan kurban kepada ratu langit. Pernyataan ini menunjukkan betapa dalamnya mereka telah menyimpang dari ajaran Tuhan dan betapa besar ketidaktaatan mereka.

Ayat Yeremia 44:10 berfungsi sebagai peringatan yang tegas bagi setiap generasi. Ia mengingatkan kita bahwa kesetiaan kepada Tuhan tidak dapat diukur hanya dari ritus keagamaan atau pengakuan lisan, tetapi harus tercermin dalam ketaatan yang tulus terhadap firman-Nya. Merendahkan diri di hadapan Tuhan, mengakui dosa-dosa kita, dan dengan rendah hati mengikuti jalan-Nya adalah kunci untuk menjaga hubungan yang sehat dengan-Nya. Kegagalan untuk melakukan ini, seperti yang ditunjukkan oleh bangsa Yehuda, akan membawa konsekuensi yang menyakitkan dan menjauhkan kita dari berkat dan perlindungan Tuhan. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengajak kita untuk memeriksa hati dan tindakan kita, memastikan bahwa kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya.