Yeremia 44:23

"Karena kamu membakar korban ukupan dan karena kamu berdosa terhadap TUHAN, dan tidak mendengarkan suara TUHAN, dan tidak melakukannya dalam hukum-Nya, dalam ketetapan-Nya dan dalam peraturan-Nya, itulah sebabnya malapetaka ini menimpa kamu, seperti yang terjadi hari ini."

Peringatan Ilahi yang Tegas

Ayat Yeremia 44:23 merupakan sebuah peringatan yang kuat dan gamblang dari Tuhan, disampaikan melalui nabi-Nya Yeremia, kepada bangsa Israel yang terbuang di Mesir. Ayat ini tidak hanya mencatat sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga mengandung pelajaran teologis yang mendalam mengenai konsekuensi dari ketidaktaatan kepada Tuhan. Dalam konteks ini, bangsa Israel, setelah diusir dari tanah perjanjian mereka akibat dosa dan pemberontakan yang berkelanjutan, masih terus saja mengulangi kesalahan yang sama. Mereka tidak hanya gagal merefleksikan penyebab kejatuhan mereka, tetapi justru kembali bersandar pada praktik-praktik penyembahan berhala yang telah berulang kali diperingatkan oleh para nabi Tuhan.

Kalimat pembuka ayat ini, "Karena kamu membakar korban ukupan dan karena kamu berdosa terhadap TUHAN," langsung menunjuk pada dua akar masalah utama: praktik keagamaan yang salah dan dosa yang disengaja. Membakar korban ukupan di sini merujuk pada persembahan yang mereka lakukan kepada dewa-dewa asing, sebuah tindakan yang jelas merupakan penolakan terhadap Tuhan yang tunggal dan berdaulat. Ini bukan sekadar kesalahan ritual, melainkan sebuah pengkhianatan spiritual yang mendalam. Dosa terhadap Tuhan bukan hanya kesalahan kecil, melainkan pelanggaran terhadap perjanjian dan hukum-Nya.

Lebih lanjut, Yeremia menekankan kegagalan mereka untuk "mendengarkan suara TUHAN, dan tidak melakukannya dalam hukum-Nya, dalam ketetapan-Nya dan dalam peraturan-Nya." Ini adalah inti dari ketidaktaatan mereka. Tuhan telah berbicara melalui para nabi-Nya, memberikan hukum-Nya (Taurat) serta ketetapan dan peraturan-Nya, yang seharusnya menjadi pedoman hidup mereka. Namun, bangsa Israel memilih untuk mengabaikan pesan-pesan ilahi ini. Mereka lebih memilih mengikuti keinginan mereka sendiri, tradisi nenek moyang mereka yang sesat, atau dorongan sesaat dari budaya asing di sekitar mereka. Kegagalan mendengarkan dan melakukan ini adalah manifestasi dari hati yang keras dan tidak mau tunduk pada otoritas Tuhan.

Akibat dari semua ini, Tuhan menyatakan dengan tegas, "itulah sebabnya malapetaka ini menimpa kamu, seperti yang terjadi hari ini." Peringatan ini bersifat final dan tanpa kompromi. Malapetaka yang mereka alami—pengusiran dari tanah air, penderitaan, dan kehancuran—adalah konsekuensi langsung dan adil dari pilihan-pilihan mereka. Tuhan tidak membiarkan dosa tanpa akibat. Keadilan-Nya menuntut pertanggungjawaban atas penolakan terhadap kasih karunia dan peringatan-Nya. Ayat ini mengingatkan kita bahwa hubungan kita dengan Tuhan harus didasarkan pada ketaatan yang tulus, bukan pada ritual kosong atau kepatuhan setengah hati. Kejatuhan dan penderitaan yang dialami bangsa Israel adalah sebuah cermin bagi setiap generasi untuk selalu waspada terhadap godaan untuk menyimpang dari jalan Tuhan dan untuk senantiasa mengutamakan suara-Nya di atas segala suara lainnya.