Yeremia 44:5

"Dan mereka bangun pagi-pagi dan pergi ke segala tempat yang ditunjuk ilah-ilah lain, dan beribadat kepada mereka, dan bersujud kepada mereka. Maka Aku mengutus segala hamba-Ku, para nabi, untuk bangkit pagi-pagi dan berkata: 'Janganlah kamu melakukan kejahatan yang besar ini, yang Kubenci.'"

Peringatan dari Yeremia Ketaatan kepada Tuhan adalah Utama

Ilustrasi peringatan ketaatan kepada Tuhan.

Ayat Yeremia 44:5 ini menghadirkan sebuah gambaran yang kuat mengenai kondisi spiritual umat Tuhan pada masanya. Nabi Yeremia diutus untuk menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang Yehuda yang melarikan diri ke Mesir setelah kehancuran Yerusalem. Alih-alih merenungkan kesalahan mereka dan kembali kepada Tuhan, mereka justru semakin terjerumus dalam kesesatan. Tindakan mereka yang bangun pagi-pagi untuk beribadat kepada ilah-ilah lain menunjukkan betapa dalamnya pengaruh penyembahan berhala telah merasuk ke dalam kehidupan mereka. Ini bukan sekadar tindakan sesekali, melainkan sebuah rutinitas yang mereka jalani dengan tekun, seolah-olah itu adalah kewajiban utama mereka.

Penting untuk dicatat bahwa Tuhan tidak diam melihat pelanggaran ini. Ia mengutus hamba-hamba-Nya, para nabi, untuk memperingatkan mereka. Panggilan "bangun pagi-pagi" yang digunakan dalam firman Tuhan ini mungkin juga menyiratkan urgensi dan keseriusan pesan yang ingin disampaikan. Para nabi ini menyampaikan larangan tegas: "Janganlah kamu melakukan kejahatan yang besar ini, yang Kubenci." Kata "kebencian" Tuhan bukanlah kebencian semata, melainkan ketidaksetujuan ilahi yang mendalam terhadap dosa, terutama dosa penolakan dan pengkhianatan terhadap perjanjian-Nya.

Konsekuensi dari ketidaktaatan ini jelas terbentang. Yeremia seringkali harus menyampaikan berita buruk yang merupakan cerminan langsung dari pilihan umat Tuhan. Dalam konteks Yeremia 44, pilihan mereka untuk terus menyembah berhala membawa mereka pada murka dan penghakiman Tuhan. Ayat ini berfungsi sebagai pengingat abadi bahwa ketaatan kepada Tuhan bukan hanya masalah kepatuhan, tetapi juga masalah kesetiaan dan integritas hati. Ketika umat Tuhan berpaling kepada ilah-ilah lain, mereka pada dasarnya menolak sumber kehidupan, perlindungan, dan berkat sejati.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari Yeremia 44:5 masih relevan hingga kini. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan godaan dan pilihan, kita juga bisa tergoda untuk mencari pemenuhan, keamanan, atau kepuasan pada hal-hal lain selain Tuhan. Ilah-ilah modern bisa jadi materi, kekuasaan, popularitas, atau bahkan hubungan yang menggantikan posisi Tuhan dalam hati kita. Tuhan melalui firman-Nya terus memanggil kita untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu. Ia menginginkan kesetiaan mutlak dari umat-Nya. Peringatan dari Yeremia ini adalah sebuah kasih yang menginginkan kita untuk menjauhi jalan kehancuran dan memilih jalan kehidupan yang sesungguhnya, yang hanya dapat ditemukan dalam hubungan yang benar dengan Pencipta kita.