Yeremia 47:4

"Sebab TUHAN murka atas kaumnya; Ia berkata: "Aku akan menghancurkan semua orang Yehuda dari tempat itu, dan akan melenyapkan rumah Yakub, bahkan dari Yerusalem pun. Aku akan membinasakan dari mereka orang yang luput dan keturunan yang tersisa," firman TUHAN.

Konteks dan Makna Nubuat

Ayat Yeremia 47:4 merupakan bagian dari serangkaian nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yeremia mengenai hukuman ilahi atas bangsa-bangsa di sekitar Israel. Dalam pasal ini, fokus utama tertuju pada penghakiman atas bangsa Filistin. Namun, ayat keempat secara mengejutkan mengalihkan perhatian pada umat Yehuda sendiri, menunjukkan bahwa murka Tuhan juga akan ditimpakan kepada mereka. Ini bukan sekadar ancaman kosong, melainkan sebuah peringatan keras mengenai keseriusan dosa dan konsekuensi yang akan diterima, bahkan oleh umat pilihan Tuhan.

Frasa "Sebab TUHAN murka atas kaumnya" sangat kuat. Ini menyiratkan bahwa Tuhan, yang adalah Allah Israel, tidak akan membiarkan pelanggaran umat-Nya berlalu begitu saja. Murka Tuhan adalah respons yang adil terhadap ketidaktaatan, penyembahan berhala, dan ketidakadilan yang merajalela di antara orang Yehuda. Hukuman ini mencakup kehancuran total: "menghancurkan semua orang Yehuda dari tempat itu," "melenyapkan rumah Yakub," dan bahkan "dari Yerusalem." Kota suci ini, yang dianggap aman karena kehadiran Tuhan, pun tidak luput dari ancaman kehancuran jika umatnya tidak bertobat.

Kehancuran Akan Datang

Implikasi dan Panggilan Bertobat

Ancaman kehancuran bagi Yehuda bukan tanpa sebab. Secara historis, Yeremia banyak berbicara tentang dosa-dosa Israel yang meliputi penyembahan berhala, penindasan terhadap kaum lemah, pengabaian hukum Tuhan, dan ketidaksetiaan dalam perjanjian mereka dengan Allah. Nubuat ini menekankan keadilan Tuhan yang universal; tidak ada bangsa yang dapat mengklaim kekebalan dari penghakiman ilahi jika mereka mengabaikan kehendak Tuhan.

Penting untuk dicatat bahwa nubuat ini tidak berhenti pada ancaman. Sepanjang kitab Yeremia, ada panggilan berulang kali untuk bertobat. Penghakiman sering kali dipandang sebagai sarana untuk membawa umat kembali kepada Tuhan, bukan sekadar pembalasan tanpa ampun. "Aku akan membinasakan dari mereka orang yang luput dan keturunan yang tersisa" terdengar mengerikan, namun dalam konteks yang lebih luas, Tuhan seringkali menyisakan segelintir untuk menjadi benih pemulihan. Ayat ini, meskipun keras, tetap menjadi bagian dari narasi keselamatan Tuhan yang lebih besar.

Bagi para pembaca modern, Yeremia 47:4 berfungsi sebagai pengingat bahwa kekuatan ilahi tidak pandang bulu. Ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan adalah kunci utama untuk hubungan yang diberkati. Mengabaikan perintah-Nya, meskipun kita merasa aman di dalam komunitas agama kita, dapat membawa konsekuensi yang serius. Nubuat ini menginspirasi refleksi mendalam tentang status spiritual pribadi dan komunal, serta pentingnya pertobatan yang tulus agar dapat kembali ke jalan yang benar, terhindar dari murka yang diperingatkan oleh Nabi Yeremia.