Yeremia 48:31

"Aku akan meratap karena Moab, dan jeritan akan terdengar sampai ke Moab; ratapanku bagi Kir-Hares akan terdengar sampai ke Kir-Hares."

Moab
Simbol kesedihan dan kehancuran.

Pesan Nabi Terhadap Moab

Kitab Yeremia adalah salah satu kitab kenabian terbesar dalam Perjanjian Lama, berisi nubuat-nubuat dan peringatan dari Nabi Yeremia kepada umat Allah dan bangsa-bangsa lain. Ayat Yeremia 48:31 secara spesifik menyoroti hukuman ilahi yang akan menimpa bangsa Moab. Kata-kata ini bukan sekadar ramalan, melainkan sebuah proklamasi yang tegas mengenai konsekuensi dosa dan kesombongan. Moab, yang secara historis memiliki hubungan kompleks dengan Israel, seringkali bertindak dengan keangkuhan dan menentang kehendak Tuhan. Nubuat ini mencerminkan kepedihan sang nabi atas kehancuran yang akan datang, bukan karena kebencian, tetapi karena pemahaman mendalam tentang keadilan ilahi dan dampaknya terhadap manusia.

Konteks Sejarah dan Makna Ayat

Bangsa Moab dikenal karena sejarah panjang ketidakpatuhan mereka terhadap Allah Israel. Mereka seringkali memanfaatkan kelemahan Israel untuk keuntungan mereka sendiri dan memiliki sikap meremehkan terhadap umat pilihan Tuhan. Dalam konteks Yeremia, nubuat ini datang pada masa yang sulit bagi Kerajaan Yehuda, di mana ancaman dari kekuatan besar seperti Babel semakin nyata. Seruan ratapan yang digambarkan dalam Yeremia 48:31 adalah ekspresi duka yang mendalam atas kejatuhan suatu bangsa, sebuah tragedi yang tak terhindarkan akibat penolakan terhadap kebenaran ilahi. Frasa "ratapanku bagi Kir-Hares" mengindikasikan sebuah kota penting di Moab yang juga akan mengalami kehancuran total, menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang aman dari penghakiman Allah bagi mereka yang terus-menerus memberontak.

Implikasi Universal dari Peringatan

Meskipun ditujukan kepada bangsa Moab, pesan dalam Yeremia 48:31 memiliki makna yang lebih luas dan universal. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kesombongan, keangkuhan, dan penolakan terhadap kebenaran ilahi pada akhirnya akan membawa kehancuran. Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa bangsa-bangsa yang mengabaikan prinsip-prinsip keadilan dan moralitas seringkali mengalami keruntuhan. Nabi Yeremia menyampaikan pesan ini dengan kepedihan, menunjukkan bahwa Tuhan tidak bergembira atas kebinasaan orang fasik, tetapi keadilan-Nya harus ditegakkan. Peringatan ini seharusnya menjadi panggilan untuk refleksi diri, baik bagi individu maupun masyarakat, untuk senantiasa hidup dalam kerendahan hati, ketaatan, dan kebenaran.

Kesaksian tentang Kedaulatan Allah

Nubuat Yeremia 48:31 juga merupakan kesaksian yang kuat tentang kedaulatan Allah atas segala bangsa. Tidak ada bangsa, sekecil atau sebesar apa pun, yang dapat luput dari perhatian atau penghakiman-Nya. Tuhan adalah Allah yang adil, yang menghukum dosa, tetapi juga yang penuh kasih kepada mereka yang bertobat. Ayat ini menegaskan bahwa tindakan setiap bangsa akan dipertanggungjawabkan. Bagi Moab, hari penghakiman telah tiba, membawa ratapan dan kehancuran yang tak terhindarkan. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya hidup sesuai dengan kehendak ilahi dan menolak jalan kesombongan dan pemberontakan.

Pelajari lebih lanjut tentang pesan-pesan kenabian di sumber-sumber rohani.