Yeremia 48:32

"Aku akan menangisi engkau, hai Sibma, lebih dari tangisan Yazer; reruntuhanmu akan menjalar sampai laut, mencapai laut Yazer; atas panenmu dan atas musim petikmu akan ada jeritan."
Ilustrasi reruntuhan dan laut Reruntuhan Bangsa (Simbol kehancuran Moab) Simbol sisa kehidupan/ketabahan

Ayat Yeremia 48:32 adalah sebuah kutukan profetik yang ditujukan kepada bangsa Moab, khususnya kota Sibma dan Yazer. Nubuat ini menggemakan ketidakberdayaan dan kehancuran yang akan menimpa bangsa tersebut akibat dosa dan pemberontakan mereka terhadap Tuhan. Pemazmur Yeremia menggunakan bahasa yang penuh kesedihan dan gambaran visual yang kuat untuk menggambarkan keparahan malapetaka yang akan datang.

Perbandingan tangisan untuk Sibma dengan tangisan Yazer menunjukkan betapa signifikan dan meluasnya kehancuran itu. Sibma dan Yazer adalah kota-kota penting di wilayah Moab, dan kehancuran keduanya akan membawa duka yang mendalam bagi seluruh penduduknya. Kata "reruntuhanmu akan menjalar sampai laut, mencapai laut Yazer" memberikan gambaran bahwa dampak malapetaka tidak hanya terbatas pada kota-kota tersebut, tetapi merambat dan mempengaruhi wilayah yang lebih luas, bahkan mencapai batas-batas geografis yang signifikan.

Konsekuensi Kejatuhan Bangsa

Penghancuran yang digambarkan mencakup hilangnya hasil panen dan musim petik. Ini adalah pukulan telak bagi ekonomi dan mata pencaharian bangsa Moab yang agraris. "Atas panenmu dan atas musim petikmu akan ada jeritan" bukan hanya berarti kesedihan atas kehilangan materi, tetapi juga jeritan keputusasaan dan penderitaan yang melanda, karena sumber kehidupan mereka telah direnggut. Ini adalah manifestasi nyata dari keadilan ilahi terhadap bangsa yang mengabaikan hukum Tuhan dan menindas umat-Nya.

Dalam konteks yang lebih luas, Yeremia 48:32 dapat dimaknai sebagai peringatan universal tentang konsekuensi dari dosa dan ketidaktaatan. Kejatuhan bangsa-bangsa yang sombong dan menolak Tuhan adalah tema yang berulang dalam kitab para nabi. Ayat ini mengingatkan kita bahwa tidak ada bangsa atau individu yang kebal dari penghakiman ilahi ketika mereka terus-menerus memberontak terhadap Pencipta mereka.

Makna Simbolis dan Refleksi

Meskipun ayat ini berisi nubuat tentang kehancuran, di dalamnya juga terkandung pelajaran tentang kesetiaan Tuhan dan keadilan-Nya. Tuhan murka terhadap dosa, namun Ia juga mengasihi umat-Nya dan berkehendak agar semua orang bertobat. Gambaran reruntuhan dan jeritan dapat menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa hidup dalam kekudusan dan ketaatan kepada firman-Nya.

Dalam menghadapi kenyataan hidup yang kadang penuh penderitaan dan kehilangan, ayat ini mengajak kita untuk merenungkan sumber dari kerapuhan manusia. Apakah reruntuhan yang terjadi adalah akibat dari pilihan manusia sendiri, ataukah ada faktor lain yang lebih dalam? Namun, inti dari Yeremia 48:32 adalah penegasan bahwa tindakan membawa konsekuensi, dan dosa akan selalu mendatangkan murka Tuhan, yang terwujud dalam berbagai bentuk kehancuran, baik pribadi maupun kolektif. Sebaliknya, kepatuhan dan iman akan mendatangkan berkat dan perlindungan ilahi.