Ayat Yesaya 10:21 merupakan sebuah janji ilahi yang penuh harapan di tengah kegelapan dan penghukuman. Dalam konteks kitab Yesaya, khususnya pasal 10, ayat ini muncul setelah gambaran tentang kesombongan dan penghakiman terhadap bangsa Asyur yang menindas umat Allah. Namun, di balik tirai kehancuran dan kekalahan, terselip sebuah pesan yang mengingatkan bahwa Allah tidak akan sepenuhnya meninggalkan umat-Nya.
Ayat ini secara spesifik berbicara tentang "sisa orang Israel" dan "orang-orang yang terluput dari kaum Yakub". Frasa ini sangat penting. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada bagian dari umat Allah yang jatuh karena dosa dan kesombongan mereka, akan selalu ada sebagian kecil yang tetap setia atau dikembalikan kepada Allah. Ini bukan tentang kuantitas, melainkan tentang kualitas iman dan hubungan yang dipulihkan. Janji ini menyoroti sifat Allah yang penuh kasih karunia dan kesetiaan-Nya yang abadi.
Frasa "kembali kepada TUHAN, Allah yang perkasa" menekankan sebuah gerakan pemulihan dan pertobatan. Ini bukan sekadar kembali secara fisik ke tanah air mereka, tetapi lebih dalam lagi, kembali kepada hubungan yang benar dengan Pencipta mereka. Ketaatan, kepercayaan, dan penyembahan yang telah lama hilang akan dibangkitkan kembali. Allah yang disebut di sini adalah "Allah yang perkasa" (El Gibbor), sebuah gelar yang menegaskan kuasa-Nya untuk menyelamatkan dan memulihkan.
Pesan dalam Yesaya 10:21 memberikan fondasi bagi orang percaya untuk memahami bahwa kesulitan dan pencobaan, bahkan hukuman, bukanlah akhir dari segalanya. Selalu ada kemungkinan untuk diperbaiki, dibersihkan, dan dibawa kembali ke dalam pelukan Allah. Ini adalah pengingat akan kedaulatan Allah atas segala peristiwa dan bagaimana Dia dapat menggunakan keadaan yang paling sulit sekalipun untuk mencapai tujuan-Nya, yaitu keselamatan umat-Nya.
Bagi umat Tuhan di segala zaman, ayat ini menawarkan penghiburan dan kekuatan. Ketika kita menghadapi tantangan, kegagalan, atau rasa bersalah, kita diingatkan bahwa Allah adalah Allah yang memulihkan. Dia mencari mereka yang terhilang dan merangkul mereka yang bertobat. Fokus pada "sisa" juga mengajarkan kita tentang pentingnya integritas, iman yang teguh, dan keberanian untuk tetap setia kepada Tuhan bahkan ketika mayoritas menyimpang. Ini adalah janji yang menyoroti harapan yang tak tergoyahkan dalam kasih dan kuasa pemulihan Allah.