"Tentang Kedar dan tentang kerajaan-kerajaan Hazor, yang diduduki oleh Nebukadnezar, raja Babel, TUHAN berfirman: Bangkitlah, pergilah melawan Kedar, dan musnahkan bani Timur!"
Ayat Yeremia 49:29 mencatat sebuah nubuat penting yang ditujukan kepada Kedar dan kerajaan-kerajaan Hazor. Kedar merupakan suku nomaden Arab yang mendiami wilayah padang gurun di timur laut Jazirah Arab. Sementara itu, Hazor merujuk pada wilayah atau kelompok suku yang mungkin memiliki keterkaitan geografis dengan Kedar, atau merupakan entitas politik yang terpisah namun dalam lingkup perhatian nubuat ini. Nubuat ini secara spesifik menyebut Nebukadnezar, raja Babel, sebagai alat yang akan digunakan oleh Tuhan untuk menghukum mereka. Ini menyoroti peran kekuatan asing sebagai agen penghakiman ilahi dalam sejarah kuno.
Perintah "Bangkitlah, pergilah melawan Kedar, dan musnahkan bani Timur!" menunjukkan sebuah tindakan agresif dan pembinasaan. Frasa "bani Timur" semakin menegaskan identitas Kedar sebagai suku-suku yang bermukim di wilayah timur dari perspektif Babel. Tuhan memerintahkan agar Kedar, beserta kerajaannya, dihancurkan. Ini bukan sekadar invasi militer biasa, melainkan sebuah penghukuman yang diarahkan oleh Tuhan sendiri. Seringkali dalam Kitab Suci, Tuhan menggunakan bangsa-bangsa lain sebagai cambuk untuk menghukum umat-Nya yang berdosa, namun di sini, bangsa-bangsa lain (Kedar) juga menjadi sasaran murka ilahi karena kesalahan mereka sendiri.
Konteks yang lebih luas dari pasal 49 Kitab Yeremia mengungkapkan bahwa banyak bangsa di sekitar Israel pada masa itu akan menghadapi penghakiman ilahi. Bangsa-bangsa seperti Edom, Damsyik, Kedar, Hazor, dan Elam semuanya akan merasakan konsekuensi dari dosa-dosa mereka. Nubuat terhadap Kedar ini merupakan bagian dari peringatan yang lebih besar bahwa tidak ada bangsa yang akan luput dari keadilan Tuhan. Pemberontakan, kesombongan, atau tindakan kekerasan terhadap umat Tuhan atau terhadap tatanan ilahi dapat membawa murka yang besar.
Hubungan antara Kedar dan Babel dalam nubuat ini juga menarik. Nebukadnezar dikenal sebagai penakluk yang kejam, dan dalam peristiwa sejarah, ia memang melakukan ekspedisi militer ke berbagai wilayah di sekitar Palestina dan Arabia. Nubuat Yeremia ini tampaknya meramalkan keberhasilan militer Babel di wilayah tersebut, yang mencakup serangan terhadap Kedar. "Musnahkan" menyiratkan kehancuran total, yang bisa berarti penaklukan, penjarahan, pembuangan, atau bahkan pemusnahan fisik. Ini adalah gambaran yang suram dari dampak kekuasaan militer yang diarahkan oleh kehendak ilahi.
Bagi Kedar, ini berarti akhir dari kemerdekaan mereka dan penderitaan besar akibat serangan Babel. Nubuat ini berfungsi sebagai pengingat akan kedaulatan Tuhan atas semua bangsa di bumi. Ia adalah hakim atas kejahatan dan kesombongan, dan ia memiliki kuasa untuk memulihkan atau menghancurkan sebagaimana Dia kehendaki. Penting untuk dipahami bahwa meskipun Tuhan menggunakan alat-alat duniawi seperti Nebukadnezar, motivasi di balik tindakan tersebut adalah keadilan ilahi. Ayat ini menyoroti kebenaran bahwa setiap bangsa akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Sang Pencipta.