Yeremia 51:26

"Dan mereka akan memegang dari padamu batu yang akan dijadikan batu penjuru, dan batu-batu dasar, segala batu yang baik untuk membangunnya."
Dasar Penjuru Batu Ukur
Representasi visual elemen-elemen dasar dan penjuru dalam sebuah struktur.

Ayat Yeremia 51:26 adalah sebuah nubuat yang kuat dari nabi Yeremia, yang ditujukan kepada Babel, kota yang menjadi lambang kekuatan dunia yang menindas dan menyembah berhala. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang kehancuran Babel, tetapi juga tentang makna dari apa yang akan terjadi setelahnya. Frasa "batu yang akan dijadikan batu penjuru" dan "batu-batu dasar" memberikan gambaran yang mendalam tentang fondasi dan integritas.

Dalam konteks pembangunan, batu penjuru adalah batu pertama yang diletakkan, yang menentukan posisi dan arah semua batu lainnya. Ia adalah elemen krusial yang memastikan kestabilan dan kekokohan seluruh bangunan. Sementara itu, batu-batu dasar adalah fondasi kokoh yang menopang seluruh struktur. Keberadaan kedua elemen ini sangat penting untuk memastikan bahwa sebuah bangunan dapat berdiri tegak dan bertahan lama.

Ketika Allah menyatakan melalui Yeremia bahwa dari Babel, "batu yang akan dijadikan batu penjuru, dan batu-batu dasar, segala batu yang baik untuk membangunnya" akan diambil, ini mengisyaratkan sebuah pembalikan nasib yang dramatis. Kekuatan dan kemegahan Babel, yang dibangun di atas fondasi yang korup dan kejahatan, akan dihancurkan. Semua elemen yang selama ini dianggap sebagai sumber kekuatannya akan diambil dan tidak lagi memiliki peran dalam kejayaannya. Bahkan, elemen-elemen tersebut justru akan digunakan untuk menopang sesuatu yang baru, yang dibangun di atas prinsip keadilan dan kebenaran.

Ayat ini bisa diinterpretasikan dalam beberapa tingkatan. Pertama, ini adalah nubuat historis tentang kejatuhan Babel oleh bangsa Media dan Persia. Kekuatan yang menjadi tumpuan Babel ternyata menjadi alat kehancurannya. Kedua, ini adalah sebuah prinsip teologis yang universal. Segala sesuatu yang dibangun di atas dasar yang salah dan tidak sesuai dengan kehendak ilahi pada akhirnya akan runtuh. Sebaliknya, kebenaran dan keadilan ilahi akan selalu menjadi fondasi yang kokoh dan abadi.

Pesan Yeremia 51:26 mengingatkan kita akan sifat sementara dari segala kekuatan duniawi yang dibangun di atas keangkuhan dan penindasan. Ia mengajarkan bahwa hanya apa yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilahi yang benar yang akan bertahan. Pengambilan "batu yang baik" dari Babel menyiratkan bahwa bahkan dari kehancuran, ada potensi untuk membangun kembali. Ini adalah pesan tentang keadilan yang memulihkan dan pembaharuan yang dimungkinkan melalui kuasa ilahi. Kita dipanggil untuk memeriksa dasar dari apa yang kita bangun, baik dalam kehidupan pribadi maupun kolektif, dan memastikan bahwa itu selaras dengan nilai-nilai kekal.