Yesaya 19:18

Pada waktu itu akan ada kota di Mesir yang dikenal sebagai Kota Matahari. Lima kota di tanah Mesir akan berbicara bahasa Kanaan dan bersumpah setia kepada TUHAN semesta alam. Salah satu kota akan disebut Kota Kehancuran.
Ilustrasi kota dalam perjanjian dan kemakmuran Kota Matahari Janji Pemulihan Kota 1 Kota 2 Kota 3 Bersatu dalam kesetiaan kepada TUHAN

Makna Mendalam dari Yesaya 19:18

Kitab Yesaya, khususnya pasal 19, menyajikan sebuah nubuat yang menarik mengenai Mesir. Meskipun pada mulanya dipersepsikan sebagai bangsa yang asing dan terkadang menjadi ancaman bagi Israel, nubuat ini menawarkan pandangan yang berbeda dan penuh harapan. Ayat 18, secara spesifik, berbicara tentang transformasi radikal yang akan terjadi di Mesir, menandakan sebuah masa depan yang penuh berkat dan pengenalan akan Tuhan.

Frasa "Kota Matahari" kemungkinan merujuk pada kota kuno On (Heliopolis), pusat keagamaan dan kebudayaan Mesir kuno yang memiliki makna spiritual yang mendalam bagi bangsa itu. Namun, dalam konteks nubuat ini, nama itu mendapatkan arti baru: kota yang dulunya mungkin memuja matahari fisik, kini akan menjadi pusat bagi pengenalan akan Sang Pencipta matahari sejati. Ini adalah simbol perubahan fundamental dari penyembahan berhala kepada pengenalan akan Tuhan yang Maha Esa.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa lima kota di tanah Mesir akan berbicara "bahasa Kanaan" dan bersumpah setia kepada TUHAN semesta alam. "Bahasa Kanaan" di sini bisa diartikan secara harfiah sebagai adopsi bahasa mereka yang berhubungan erat dengan umat pilihan Tuhan, atau lebih luas lagi, mengadopsi cara hidup dan iman yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini melambangkan integrasi dan penerimaan nilai-nilai rohani yang berasal dari perjanjian Tuhan dengan umat-Nya.

Pernyataan bahwa kota-kota ini akan "bersumpah setia kepada TUHAN semesta alam" adalah inti dari janji ini. Ini bukan sekadar pengakuan pasif, melainkan sebuah komitmen aktif dan pengabdian total. Mesir, yang mungkin di masa lalu dipandang sebagai saingan atau penindas, kini akan menjadi bagian dari umat yang memuliakan nama Tuhan. Ini menunjukkan kedalaman kasih karunia Allah yang mampu menjangkau bangsa-bangsa, mengubah hati, dan mendamaikan mereka dengan Diri-Nya.

Ayat ini juga menyebutkan "Kota Kehancuran" yang akan menjadi salah satu dari lima kota tersebut. Meskipun terdengar negatif, dalam perspektif teologis, ini bisa diartikan sebagai kota yang dulunya menjadi pusat kerusakan atau kesesatan, namun kini mengalami kehancuran dosa dan kejahatannya, membuka jalan bagi kehadiran Tuhan. Ini adalah gambaran pemulihan yang mencakup pembersihan dan pembaharuan.

Secara keseluruhan, Yesaya 19:18 menyajikan sebuah visi profetik tentang penebusan dan persatuan yang luas. Ia berbicara tentang transformasi spiritual yang akan dialami oleh bangsa Mesir, di mana pengenalan akan Tuhan akan menggantikan penyembahan berhala, dan kesetiaan kepada-Nya akan menjadi pondasi kehidupan kota-kota mereka. Janji ini menegaskan bahwa tidak ada bangsa yang terlalu jauh dari jangkauan kasih dan kuasa pemulihan Allah. Ini adalah harapan yang melampaui batas geografis dan budaya, menunjukkan bahwa rencana keselamatan Tuhan mencakup seluruh dunia.