Yesaya 21:6 - Tanda Datangnya Penghakiman

"Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: Pergilah, tempatkanlah seorang pengintai; apa yang dilihatnya harus diberitahukannya."
Gambaran Menara Pengintai Menghadap Matahari Terbit FAJAR PENGINTAI

Makna Penglihatan Nabi

Ayat Yesaya 21:6 adalah sebuah panggilan ilahi yang tegas kepada Nabi Yesaya untuk mengambil posisi sebagai seorang pengintai. Perintah ini bukanlah sekadar instruksi fisik, melainkan sebuah penugasan spiritual yang sarat makna. Dalam konteks nubuat, pengintai melambangkan seseorang yang ditempatkan di posisi strategis untuk mengamati, mencermati, dan melaporkan kejadian-kejadian penting, terutama yang berkaitan dengan penghakiman atau intervensi ilahi.

Perintah "Pergilah, tempatkanlah seorang pengintai; apa yang dilihatnya harus diberitahukannya" menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan kesiapan. Tuhan tidak bertindak tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada hamba-Nya yang setia. Pengintai ini bertugas menjadi mata dan telinga Tuhan di bumi, mengamati tanda-tanda zaman dan menyampaikan pesan yang telah diwahyukan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan menghargai dan menggunakan perantaraan manusia dalam pelaksanaan rencana-Nya.

Dalam nubuat tentang kehancuran Babel yang terdapat dalam pasal ini, pengintai yang ditempatkan oleh Tuhan melihat datangnya para penyerbu. Ia melihat "rombongan penunggang kuda berpasangan, beriring-iringan dua-dua, penunggang keledai, penunggang unta." Penglihatan ini menjadi peringatan dini akan datangnya malapetaka yang akan menimpa kota yang sombong dan berkuasa. Tugas pengintai adalah menyampaikan penglihatan tersebut tanpa ragu, sehingga umat manusia dapat bersiap atau setidaknya memahami kedatangan penghakiman Tuhan.

Pelajaran untuk Kita

Kisah ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, pentingnya mendengarkan suara Tuhan. Seperti Yesaya yang diperintahkan untuk menjadi pengintai, kita pun dipanggil untuk peka terhadap bisikan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Tuhan seringkali berbicara kepada kita melalui firman-Nya, doa, atau melalui kesaksian orang lain. Kita perlu belajar membedakan suara-Nya di tengah kebisingan dunia.

Kedua, kewaspadaan rohani. Menjadi pengintai berarti tidak hanya melihat, tetapi juga memahami dan menginterpretasikan apa yang dilihat dari perspektif ilahi. Dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman, kita perlu memiliki perspektif Tuhan agar tidak tersesat. Kita perlu waspada terhadap pengaruh-pengaruh yang menjauhkan kita dari kebenaran.

Ketiga, tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran. Ketika kita melihat atau memahami sesuatu dari Tuhan, ada tanggung jawab untuk menyampaikannya, terutama jika itu adalah kabar baik atau peringatan yang perlu didengar orang lain. Ini bisa berarti bersaksi tentang Kristus, memberi nasihat yang membangun, atau sekadar mengingatkan orang lain tentang firman Tuhan.

Ayat Yesaya 21:6 mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu berdaulat dan aktif dalam sejarah. Ia tidak pernah bertindak tanpa tujuan dan seringkali melibatkan umat-Nya dalam penggenapan rencana-Nya. Mari kita belajar menjadi seperti pengintai yang setia, selalu berjaga-jaga, peka terhadap suara Tuhan, dan berani menyampaikan kebenaran-Nya kepada dunia.