Yesaya 25:10

Sebab tangan TUHAN akan bertakhta di gunung ini; tetapi Moab akan diinjak-injak di tempatnya, seperti jerami diinjak-injak dalam tahi gandum.

Ilustrasi Gunung yang Diberkati dan Tanah yang Subur

Makna Mendalam Dibalik Nubuat Yesaya

Ayat Yesaya 25:10 berbicara tentang penghakiman atas Moab, namun lebih dari sekadar gambaran kehancuran, ia menyiratkan sebuah janji besar. "Sebab tangan TUHAN akan bertakhta di gunung ini" adalah penegasan akan kedaulatan dan perlindungan ilahi. Gunung dalam konteks Alkitab sering kali melambangkan tempat kehadiran Allah, tempat perlindungan, dan tempat di mana kehendak-Nya dinyatakan. Dengan tangan TUHAN yang bertakhta, kita melihat gambaran kekuasaan dan kuasa-Nya yang memulihkan dan melindungi umat-Nya.

Di sisi lain, Moab digambarkan "diinjak-injak di tempatnya, seperti jerami diinjak-injak dalam tahi gandum." Perumpamaan ini menunjukkan kerendahan dan kehancuran total. Jerami yang diinjak-injak dalam tahi gandum adalah benda yang tidak bernilai lagi, terinjak-injak dan terbuang. Ini adalah gambaran dari penghakiman yang tegas terhadap bangsa yang melawan atau menentang rencana Allah, atau yang menjadi ancaman bagi umat-Nya. Namun, penting untuk diingat bahwa penghakiman ini tidak membatalkan janji berkat bagi umat yang setia.

Harapan dan Pemulihan

Dalam konteks yang lebih luas dari kitab Yesaya, ayat ini sering kali dilihat sebagai bagian dari nubuat yang lebih besar mengenai pemulihan dan kemuliaan di masa depan. Setelah penghakiman atas musuh-musuh-Nya dan pemulihan umat-Nya, TUHAN akan menyediakan perjamuan bagi semua bangsa di gunung-Nya yang kudus (Yesaya 25:6). Di sanalah "maut akan ditelan untuk selama-lamanya, dan tangisan akan disapu dari muka setiap orang." Ayat 25:10 ini, meskipun terdengar keras, menjadi bagian dari gambaran yang lebih luas tentang bagaimana Allah membersihkan jalan agar berkat-Nya dapat tercurah sepenuhnya.

Penghakiman ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan pembersihan yang memungkinkan berkat yang lebih besar. Gunung di mana tangan TUHAN bertakhta adalah lambang kehadiran-Nya yang kekal dan kuat. Ini adalah tempat di mana keadilan dan kedamaian akan berkuasa. Bagi mereka yang percaya, ini adalah jaminan bahwa di tengah gejolak dunia, ada sebuah benteng yang tak tergoyahkan, yaitu kehadiran Allah sendiri. Ketaatan dan kepercayaan kepada-Nya akan membawa kita pada pemulihan dan sukacita abadi, terlepas dari kekuatan duniawi yang berusaha menggoyahkan.

Oleh karena itu, Yesaya 25:10 bukan hanya tentang penghakiman, tetapi juga tentang penegasan kuasa ilahi dan janji pemulihan yang tak tergoyahkan bagi umat-Nya. Di gunung-Nya, di mana tangan TUHAN berkuasa, ada keselamatan, keadilan, dan berkat yang berkelimpahan. Ini adalah inspirasi untuk terus berpegang teguh pada iman, mengetahui bahwa Allah berkuasa atas segala situasi dan memiliki rencana yang mulia bagi masa depan umat-Nya.