Yesaya 32:4

"Maka orang-orang yang lemah lembut akan berkata-kata dengan bijak, dan lidah orang yang gagap akan lancar mengucapkan perkataan yang tepat."

Ilustrasi kebijaksanaan dan perkataan yang lancar Bijak & Jelas

Ayat dari Kitab Yesaya pasal 32, ayat 4, membawa pesan yang sangat kuat tentang perubahan karakter yang terjadi pada masa pemulihan dan pemerintahan keadilan. Dalam konteks nubuat ilahi, ayat ini menyoroti bagaimana pribadi-pribadi yang sebelumnya mungkin terlihat tidak berdaya atau kurang mampu dalam berbicara, akan dianugerahi hikmat dan kefasihan. Ini bukanlah sekadar perubahan retorika, melainkan sebuah transformasi mendalam yang berasal dari hati yang tercerahkan.

"Orang-orang yang lemah lembut" dalam ayat ini merujuk pada individu yang memiliki hati yang rendah hati, tidak arogan, dan terbuka terhadap kebenaran. Mereka bukanlah orang yang secara fisik lemah, melainkan mereka yang memiliki kepekaan spiritual dan moral. Ketika keadilan dan hikmat memerintah, kualitas-kualitas ini akan bersinar. Mereka tidak lagi ragu-ragu dalam menyampaikan kebenaran, bahkan ketika kebenaran itu mungkin tidak populer atau sulit diucapkan.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa "lidah orang yang gagap akan lancar mengucapkan perkataan yang tepat." Ini menggambarkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, efektif, dan akurat. Gagap sering kali menjadi simbol ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri, kebingungan, atau ketidakpastian. Namun, dalam tatanan yang diperbaharui, bahkan mereka yang dulunya kesulitan berbicara akan menemukan kata-kata yang tepat untuk membangun, mengajar, dan memimpin. Ini adalah janji pemulihan dan pemberdayaan.

Pesan ini relevan tidak hanya dalam konteks kenabian kuno, tetapi juga sebagai prinsip panduan bagi kehidupan saat ini. Dalam dunia yang sering kali penuh dengan kebisingan, kesalahpahaman, dan retorika yang menyesatkan, kita dipanggil untuk menjadi pembawa perkataan yang bijak dan tepat. Ini berarti kita perlu merenungkan apa yang kita katakan, memastikan perkataan kita dibangun di atas dasar kebenaran dan kasih, serta disampaikan dengan cara yang dapat dipahami dan diterima.

Kebijaksanaan yang dimaksud di sini bukan hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga pemahaman mendalam tentang kebenaran ilahi dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kebijaksanaan mengalir dari hati yang lemah lembut, perkataan yang keluar akan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, membimbing, dan menginspirasi orang lain. Sebaliknya, perkataan yang kasar, tidak bijak, atau tidak tepat dapat merusak dan memecah belah.

Ayat Yesaya 32:4 mengingatkan kita akan pentingnya kualitas komunikasi kita. Apakah perkataan kita membangun atau merusak? Apakah kita berbicara dengan hikmat yang memuliakan kebenaran, atau hanya menambahkan kebisingan pada dunia? Dengan merenungkan ayat ini, kita dapat mengarahkan diri kita untuk menjadi individu yang perkataannya mencerminkan ketenangan, kejernihan, dan kebenaran. Inilah janji indah yang ditawarkan: sebuah era di mana hikmat dan keadilan berbicara melalui lidah-lidah yang sebelumnya mungkin terdiam atau gagap.