Yesaya 36:3 - Nubuat Kemuliaan TUHAN

"Lalu datanglah ke mari Hizkia, abdi dalem raja Asyur, dengan tiga orang wakilnya, yaitu Elyakim, bendahara istana, Sebna, panitera negara, dan Yoah, bendahara istana, untuk menghadap raja Asyur di Lakhis."

Ayat ini, meskipun terdengar seperti catatan sejarah biasa, sebenarnya terangkai dalam narasi yang lebih besar dan signifikan dalam Kitab Yesaya. Pasal 36 hingga 39 menceritakan tentang invasi raja Sanherib dari Asyur ke Yehuda dan bagaimana Yerusalem, di bawah kepemimpinan raja Hizkia, menghadapi ancaman yang sangat besar. Namun, di balik pertemuan diplomatik yang menegangkan ini, tersembunyi janji ilahi tentang perlindungan dan kemuliaan TUHAN.

Konteksnya adalah ketika Sanherib telah menaklukkan banyak kota di Yehuda dan sekarang mengancam ibu kota, Yerusalem. Delegasi Hizkia dikirim untuk bernegosium, berharap dapat meredakan amarah raja Asyur. Dalam situasi genting seperti ini, kata-kata yang diucapkan oleh para utusan Sanherib sangatlah tajam dan menghina. Mereka meremehkan kekuatan Hizkia dan imannya kepada TUHAN, bahkan menyarankan agar rakyat Yerusalem tidak mendengarkan Hizkia ketika ia berkata TUHAN akan menyelamatkan mereka.

Namun, di tengah ketakutan dan ketidakpastian, Yesaya hadir sebagai nabi yang menyampaikan pesan dari TUHAN. Meskipun ayat 3:3 secara spesifik mencatat kedatangan para utusan, ayat-ayat selanjutnya dalam pasal ini dan pasal-pasal berikutnya mengungkapkan bagaimana TUHAN bertindak secara ajaib. Janji-janji yang diberikan melalui Yesaya sangatlah mulia. TUHAN berfirman bahwa Dia akan membela Yerusalem, bukan karena kehebatan Hizkia atau kekuatan kota itu sendiri, melainkan karena kasih dan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya dan kepada Daud, leluhur Hizkia.

Inti dari narasi ini, yang dihubungkan dengan ayat 36:3, adalah kontras antara kesombongan dan kekuasaan manusia (dalam hal ini raja Asyur) dengan kemuliaan dan kedaulatan TUHAN. Meskipun para utusan Asyur datang dengan keyakinan diri yang tinggi, meremehkan kemampuan TUHAN untuk campur tangan, Kitab Suci mencatat bahwa pada akhirnya, "Malaikat TUHAN keluar, lalu memusnahkan seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur" (Yesaya 37:36). Ini adalah demonstrasi nyata dari kekuatan ilahi yang tak tertandingi.

Oleh karena itu, ayat 36:3, meskipun hanya sekilas menceritakan sebuah peristiwa, menjadi gerbang menuju pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana TUHAN melindungi umat-Nya bahkan di saat-saat paling kritis. Ini mengajarkan kita untuk tidak bersandar pada kekuatan manusia atau kecerdasan duniawi semata, melainkan untuk mempercayai TUHAN yang berkuasa atas segala sesuatu. Nubuat-nubuat kemuliaan TUHAN yang tersirat dalam peristiwa ini menekankan bahwa Dia adalah Pelindung yang setia bagi mereka yang berseru kepada-Nya.

Kisah ini juga memberikan harapan. Di tengah ancaman dunia yang mungkin terasa begitu besar dan tak terkalahkan, umat TUHAN diingatkan bahwa kemuliaan-Nya akan dinyatakan. Seperti halnya Yerusalem diselamatkan dari kehancuran oleh campur tangan TUHAN, demikian pula janji-Nya berlaku bagi setiap orang yang percaya. Pertemuan Hizkia dan para utusannya di Lakhis adalah titik awal dari sebuah mukjizat yang menunjukkan bahwa TUHAN lebih besar dari kekuatan apa pun yang mencoba menentang-Nya.

TUHAN ADALAH KEKUATAN
Simbolisasi Kedaulatan TUHAN yang Melindungi.