Yesaya 36:6

"Sesungguhnya, engkau mengandalkan Mesir, batang tebu yang patah itu; jika seseorang bersandar padanya, ia akan menembus tangannya. Demikianlah Firaun, raja Mesir, bagi semua orang yang mengandalkannya."
Ilustrasi batang tebu patah dan simbol Mesir

Makna dan Konteks

Ayat Yesaya 36:6 merupakan bagian dari narasi dalam Kitab Yesaya yang menceritakan ancaman dari Kerajaan Asyur terhadap Kerajaan Yehuda pada masa pemerintahan Hizkia. Saat itu, kepungan oleh pasukan Sanherib, raja Asyur, membuat bangsa Yehuda merasa gentar dan mulai mencari jalan keluar.

Dalam situasi krisis ini, para pejabat Yehuda, termasuk Hizkia sendiri, menoleh kepada Mesir untuk mencari bantuan militer dan persekutuan. Mesir, pada masa itu, adalah kekuatan regional yang dianggap tangguh. Namun, nubuat dalam Yesaya 36:6 memberikan peringatan keras mengenai strategi ini. Ayat ini menggunakan metafora yang sangat kuat: "batang tebu yang patah".

Batang tebu, jika masih utuh, bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Namun, ketika patah, ia menjadi rapuh dan bahkan berbahaya. Jika seseorang bersandar padanya, batang tebu itu tidak hanya tidak mampu menopang, tetapi akan menusuk dan melukai orang tersebut. Demikianlah gambaran Mesir bagi bangsa Yehuda yang mengandalkannya.

Bahaya Mengandalkan Kekuatan Manusia

Yesaya 36:6 mengingatkan kita akan bahaya mengalihkan kepercayaan dari Tuhan kepada kekuatan duniawi. Mesir, yang dimaksudkan sebagai simbol kekuatan manusia, diplomasi politik, atau sumber daya yang tampak kuat, pada kenyataannya adalah sandaran yang rapuh dan mengecewakan. Janji-janji Mesir untuk memberikan pertolongan tidak dapat diandalkan.

Di sini, kita melihat kontras antara mengandalkan Tuhan dan mengandalkan manusia atau sistem dunia. Ketika kita mencari solusi dan keamanan pada kekuatan yang terbatas, seringkali kita akan mendapati diri kita dikecewakan, bahkan terluka. Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa persekutuan yang tidak didasarkan pada iman kepada Tuhan akan berakhir dengan kehampaan.

Pesan untuk Masa Kini

Pesan dari Yesaya 36:6 tetap relevan hingga kini. Dalam kehidupan kita, kita seringkali dihadapkan pada pilihan untuk mencari perlindungan pada hal-hal yang tampak kuat dan meyakinkan di mata dunia. Ini bisa berupa kekayaan, kedudukan, koneksi orang dalam, atau bahkan janji-janji politik yang menggiurkan.

Namun, Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa satu-satunya sandaran yang sejati dan abadi adalah Dia. Mengandalkan Tuhan berarti menaruh kepercayaan penuh pada rencana-Nya, hikmat-Nya, dan kekuatan-Nya yang tak terbatas. Sebagaimana bangsa Yehuda diperintahkan untuk berserah kepada Tuhan, kita pun dipanggil untuk melakukan hal yang sama.

Janganlah kita seperti bangsa Yehuda yang mengandalkan Mesir, melainkan marilah kita mengandalkan Tuhan semata. Ketika kita melakukannya, kita akan menemukan kekuatan yang sesungguhnya, kedamaian yang sejati, dan perlindungan yang tak tergoyahkan, bukan hanya di saat-saat sulit, tetapi dalam setiap aspek kehidupan kita.