Menghadapi Ancaman dengan Iman
Kitab Yesaya merupakan salah satu kitab nubuat dalam Perjanjian Lama yang penuh dengan pesan-pesan kuat dari Tuhan, baik itu peringatan, janji, maupun penghiburan. Ayat yang kita sorot hari ini, Yesaya 37:10, muncul dalam konteks yang sangat krusial bagi Kerajaan Yehuda dan Raja Hizkia. Saat itu, Kerajaan Asyur, di bawah pimpinan Sanherib, telah menginvasi dan menguasai banyak kota di Yehuda, dan ancaman langsung ditujukan kepada Yerusalem. Sanherib mengirimkan utusan untuk menakut-nakuti dan merendahkan Hizkia serta rakyatnya, mengklaim bahwa Tuhan mereka tidak akan mampu menyelamatkan mereka dari tangan Asyur.
Dalam situasi yang penuh ketakutan dan keputusasaan ini, Tuhan mengutus Nabi Yesaya untuk menyampaikan pesan yang justru berlawanan dengan apa yang ingin ditanamkan Sanherib. Pesan ini adalah pengingat akan kedaulatan dan kuasa Tuhan atas segala bangsa dan segala keadaan. Ayat 10 berbunyi, "Demikianlah akan kamu katakan kepada Hizkia, raja Yehuda: Janganlah hatimu gentar dan janganlah takut karena mendengar kabar yang sampai kemari, supaya engkau selamat." Kata "selamat" di sini tidak hanya berarti terhindar dari serangan fisik, tetapi juga keselamatan dari kehancuran rohani dan hilangnya harapan. Tuhan ingin Hizkia dan rakyatnya tetap teguh dalam iman, tidak goyah oleh ancaman musuh.
Pesan yang Relevan Sepanjang Masa
Meskipun ayat ini berasal dari situasi sejarah yang spesifik, maknanya bersifat universal dan relevan bagi setiap generasi, termasuk kita di masa kini. Kita semua pasti pernah menghadapi situasi yang membuat hati gentar dan timbul rasa takut. Mungkin itu adalah tantangan pekerjaan, masalah kesehatan, kesulitan keuangan, atau bahkan ketidakpastian masa depan. Saat-saat seperti itulah kita perlu mengingat janji Tuhan yang disampaikan melalui Yesaya.
Tuhan tidak pernah berjanji bahwa hidup ini akan bebas dari masalah atau kesulitan. Namun, Dia berjanji untuk menyertai kita melalui setiap badai. Pesan "Janganlah hatimu gentar dan janganlah takut" adalah seruan untuk menempatkan kepercayaan kita sepenuhnya kepada Tuhan, bukan kepada kekuatan duniawi atau perkataan yang menakutkan. Ketika kita memilih untuk bersandar pada-Nya, kita menemukan kekuatan untuk menghadapi ketakutan, ketidakpastian, dan ancaman yang mungkin datang.
Kisah Hizkia dan Sanherib dalam Yesaya 37 menunjukkan bahwa Tuhan sungguh-sungguh bertindak membela umat-Nya ketika mereka berseru kepada-Nya dan tetap teguh dalam iman. Sanherib pun pada akhirnya dikalahkan oleh malaikat Tuhan. Ini adalah bukti nyata bahwa tidak ada kekuatan yang dapat melawan Tuhan. Oleh karena itu, ketika kita mendengar "kabar yang sampai kemari" yang membawa ketakutan, marilah kita meresponsnya dengan iman yang teguh, dengan mengingat janji Tuhan bahwa Dia akan memberikan keselamatan dan kedamaian sejati bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Percayalah, dalam pelukan-Nya, kita akan menemukan kekuatan untuk tetap berdiri tegak.