Yesaya 37:26

"Tidakkah kaudengar? Sejak dahulu kala aku telah menentukannya, sejak purbakala aku telah merencanakannya. Sekarang Aku mewujudkannya, supaya menjadi reruntuhan benteng-benteng batu."

Ayat yang terambil dari Kitab Yesaya pasal 37 ayat 26 ini, merupakan sebuah pernyataan ilahi yang sangat kuat dan meyakinkan. Dalam konteks nubuatan yang disampaikan oleh nabi Yesaya kepada Raja Hizkia, ayat ini menegaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi, terutama mengenai ancaman bangsa Asyur di bawah kepemimpinan raja Sanherib, telah berada dalam kendali dan rencana kekal Tuhan sejak semula.

Sanherib, dengan segala kesombongan dan kekuatannya, menganggap dirinya mampu menaklukkan segala bangsa dan mengendalikan takdir. Ia mengirimkan para utusannya kepada Hizkia dengan pesan yang menghina dan mengintimidasi, menuntut penyerahan diri dan mengecilkan kuasa Allah Israel. Namun, Tuhan melalui nabi-Nya memberikan jawaban yang tegas: kekuasaan Sanherib dan rencana penaklukannya bukanlah sesuatu yang tak terduga atau di luar jangkauan kuasa ilahi. Sebaliknya, segala gerakan dan ambisi Sanherib justru merupakan alat yang telah diperhitungkan Tuhan dalam rencana-Nya yang lebih besar.

Ilustrasi: Gelombang kuasa ilahi menaklukkan kekuatan duniawi.

Pernyataan "sejak purbakala aku telah merencanakannya" menunjukkan sifat kekal dan supranatural dari rencana Tuhan. Tidak ada yang dapat menggagalkan kehendak-Nya. Bahkan apa yang tampak sebagai kekuatan besar manusia, seperti kerajaan Asyur, pada akhirnya hanya menjadi alat dalam tangan Sang Pencipta untuk menggenapi tujuan-Nya. Kemenangan Tuhan bukan hanya atas musuh-musuh fisik, tetapi juga kemenangan atas kesombongan dan penolakan terhadap otoritas-Nya.

Tujuan ilahi dari tindakan ini adalah untuk mengajar dan mempermalukan bangsa-bangsa. Ketika Sanherib akhirnya dikalahkan dengan cara yang ajaib, hal itu akan menjadi bukti nyata bagi semua orang bahwa hanya Tuhan yang berkuasa. Reruntuhan benteng-benteng batu yang disebutkan dalam ayat ini melambangkan kehancuran dan kekalahan Sanherib beserta kerajaannya. Kekuatan materi dan strategis yang mereka banggakan akan menjadi tidak berarti di hadapan kuasa Tuhan.

Ayat ini juga berbicara tentang harapan bagi umat Tuhan. Meskipun dihadapkan pada ancaman yang mengerikan, Hizkia dan rakyatnya diingatkan bahwa keselamatan mereka bergantung pada kepercayaan kepada Tuhan. Rencana Tuhan, meskipun kadang-kadang sulit dipahami dalam waktu singkat, selalu membawa pada kebaikan dan keadilan-Nya. Tuhan adalah penguasa mutlak atas sejarah dan segala yang terjadi di dalamnya. Kita diajak untuk mengandalkan hikmat dan kuasa-Nya yang abadi, mengetahui bahwa Dia memiliki rencana terbaik bagi mereka yang berserah kepada-Nya.

Melalui Yesaya 37:26, kita diingatkan akan kedaulatan Tuhan atas segala bangsa dan peristiwa. Setiap rencana manusia, sekecil apapun, berada di bawah pengawasan-Nya. Ini adalah janji penghiburan dan kepastian bagi orang percaya di segala zaman, bahwa Tuhan berkuasa penuh dan Ia bekerja untuk kebaikan akhir umat-Nya.