Yesaya 37-38

"Ketika Hizkia mendengar itu, ia mengoyakkan pakaiannya dan berselubung kain kabung, lalu masuk ke rumah TUHAN." (Yesaya 37:1)

"Pada waktu itu Hizkia sakit sampai hampir meninggal. Nabi Yesaya bin Amos datang kepadanya dan berkata: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu: Aku mendengar doamu dan melihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menambah umurmu lima belas tahun." (Yesaya 38:1-5)

Iman & Harapan

Mukjizat di Tengah Keputusasaan

Kitab Yesaya pasal 37 dan 38 mencatat dua peristiwa luar biasa dalam kehidupan Raja Hizkia dan Kerajaan Yehuda. Pasal 37 menggambarkan bagaimana Yerusalem terancam oleh invasi tentara Asiria di bawah pimpinan Sanherib. Sanherib telah menaklukkan banyak kota di Yehuda dan sekarang Yerusalem menjadi sasaran berikutnya. Pesan yang dibawa oleh para utusan Sanherib penuh dengan ancaman dan penghinaan terhadap Tuhan Israel, mencoba menakut-nakuti rakyat dan raja.

Dalam menghadapi situasi yang tampak tanpa harapan, Hizkia menunjukkan respons yang luar biasa. Alih-alih menyerah pada keputusasaan, ia justru merobek pakaiannya, berselubung kain kabung, dan masuk ke rumah Tuhan. Ia mengirimkan utusan kepada Nabi Yesaya untuk memohon doa dan intervensi ilahi. Tanggapan Yesaya sangat meyakinkan: Tuhan mendengar doa Hizkia dan berjanji akan campur tangan. Malam itu juga, malaikat Tuhan turun dan membinasakan seratus delapan puluh lima ribu prajurit Asiria, sehingga Sanherib terpaksa mundur dengan malu. Ini adalah kemenangan besar yang membuktikan bahwa Tuhan Israel adalah penguasa sejati.

Anugerah Tambahan Umur dan Penyembuhan

Selanjutnya, pasal 38 membawa kita pada peristiwa pribadi yang tak kalah dramatis. Hizkia jatuh sakit parah hingga hampir meninggal. Dalam kesedihan dan ketakutannya, ia berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, memohon perpanjangan hidup. Tuhan mendengar doanya dan melalui Nabi Yesaya, Ia memberikan janji yang luar biasa: Hizkia akan diberi tambahan lima belas tahun usia, dan Tuhan akan melepaskan kota itu dari tangan raja Asiria.

Sebagai tanda dari janji penyembuhan dan perpanjangan hidup ini, Tuhan membuat bayangan pada tangga Akhas yang mundur sepuluh tingkat. Peristiwa ini bukan hanya sekadar mukjizat fisik, tetapi juga penegasan kembali atas kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya. Kisah Hizkia mengajarkan bahwa di tengah ancaman eksternal maupun pergumulan pribadi, iman, doa, dan pertobatan yang tulus akan selalu mendapatkan respons dari Tuhan.

Kisah-kisah dalam Yesaya 37 dan 38 menjadi pengingat abadi akan kuasa Tuhan dalam menyelamatkan, memulihkan, dan memberikan harapan. Mereka menunjukkan bahwa bahkan ketika situasi tampak paling suram, Tuhan sanggup melakukan hal-hal yang luar biasa bagi mereka yang berseru kepada-Nya dengan hati yang tulus. Ini adalah kisah tentang intervensi ilahi yang menakjubkan, bukti kasih dan kuasa-Nya yang tak terbatas atas segala keadaan.