Firman Penghiburan di Tengah Ancaman
Kisah yang tercatat dalam Yesaya 37:6 adalah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel. Di tengah ancaman mengerikan dari pasukan Asyur yang dipimpin oleh Raja Sanherib, umat Tuhan dihadapkan pada intimidasi dan penghinaan yang disengaja. Utusan Sanherib datang dengan pesan yang meremehkan kuasa Tuhan dan menyombongkan kekuatan militer Asyur yang telah menaklukkan banyak bangsa.
Dalam situasi yang penuh ketakutan dan keputusasaan, Tuhan melalui Nabi Yesaya menyampaikan firman yang teguh dan menghibur. Ayat 6 ini adalah inti dari pesan ilahi tersebut: "Berkatalah kepada tuanmu: Beginilah firman TUHAN: Janganlah takut oleh karena perkataan yang kaudengar, yang diperolok-olokkan oleh para hamba raja Asyur itu." Kata-kata ini bukan hanya sebuah instruksi, tetapi sebuah janji dan pengingat akan kedaulatan Tuhan yang tak tertandingi.
Raja Hizkia, pemimpin Yehuda, menerima kabar buruk ini dengan hati yang berat. Ia pergi ke rumah Tuhan, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan berdoa memohon pertolongan. Respons Tuhan datang melalui Yesaya, menegaskan bahwa ketakutan yang ditanamkan oleh para musuh tidak memiliki dasar yang kuat di hadapan kuasa-Nya.
Penting untuk memahami konteks historisnya. Raja Sanherib telah menghancurkan kota-kota lain, dan para hamba-Nya dengan sinis bertanya, "Di manakah dewa-dewa bangsa-bangsa yang telah kulakukan ini, yang telah kulakukan kepada Samaria dan raja-rajanya?" (Yesaya 36:18-19). Mereka mencoba menanamkan keraguan, membuat Hizkia dan rakyatnya percaya bahwa Tuhan mereka sama lemahnya dengan dewa-dewa bangsa-bangsa lain yang telah dikalahkan.
Namun, firman Tuhan dalam Yesaya 37:6 adalah penegasan mutlak. Ia memerintahkan agar pesan ini disampaikan kembali kepada raja Asyur, bukan sebagai jawaban yang penuh emosi, melainkan sebagai pernyataan otoritas ilahi. "Janganlah takut" adalah panggilan untuk mengalihkan pandangan dari ancaman fisik menuju janji dan kuasa Tuhan. Kata-kata penghinaan dari musuh harus diabaikan karena mereka tidak memahami siapa yang mereka tantang.
Bagi kita hari ini, ayat ini tetap relevan. Kita mungkin tidak menghadapi invasi militer, tetapi kita seringkali dihadapkan pada perolok-olokkan, keraguan, dan tekanan dari dunia yang meremehkan iman kita kepada Tuhan. Saat-saat ketika kita merasa kecil, tidak berdaya, atau diragukan, firman Tuhan ini mengingatkan kita untuk tidak takut. Tuhan yang sama yang berkuasa atas Asyur, yang mengendalikan nasib raja-raja dan imperium, juga berkuasa atas setiap situasi yang kita hadapi.
Yesaya 37:6 adalah sumber kekuatan dan keberanian. Ia mengajarkan kita untuk mempercayai firman Tuhan lebih dari ancaman musuh, untuk berpegang teguh pada iman meskipun ada yang mengejek, dan untuk mengetahui bahwa Tuhan berdaulat sepenuhnya. Ketakutan hanya akan melumpuhkan, sementara iman yang didasarkan pada janji-Nya akan memberikan ketenangan dan kemenangan.