Yesaya 60:21 - Terang dan Kemuliaan

Bangsa-Mu sekalian akan menjadi orang-orang benar, seumur-umur mereka akan mewarisi tanah itu, mereka akan menjadi tunas yang Kutanam, pekerjaan tangan-Ku, supaya Aku menjadi mulia.

TUHAN ADALAH KEADILAN
Simbol Keadilan dan Keagungan

Ayat Yesaya 60:21 adalah sebuah janji ilahi yang penuh dengan harapan dan kemuliaan bagi umat Tuhan. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang masa depan yang cerah, tetapi juga tentang identitas dan tujuan keberadaan umat pilihan. Penggunaan kata "sekalian" menekankan keutuhan dan kelimpahan berkat yang akan diterima oleh seluruh umat Tuhan, tanpa terkecuali. Ini adalah janji transformasi total, di mana setiap individu akan dipanggil dan dibentuk menjadi "orang-orang benar".

Kebenaran di sini bukan sekadar ketiadaan dosa, melainkan keadaan moral dan spiritual yang diperbaiki, disucikan, dan diselaraskan dengan kehendak Tuhan. Ini adalah buah dari hubungan yang erat dengan Sang Pencipta, di mana kuasa-Nya bekerja untuk memurnikan hati dan pikiran. "Seumur-umur mereka akan mewarisi tanah itu" adalah sebuah ungkapan berkat yang kaya makna. Secara historis, warisan tanah melambangkan keamanan, kemakmuran, dan kepemilikan yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Namun, dalam konteks yang lebih luas, ini juga dapat diartikan sebagai warisan kerajaan surgawi, kedamaian abadi, dan persekutuan yang tak terputus dengan Tuhan.

Frasa "mereka akan menjadi tunas yang Kutanam, pekerjaan tangan-Ku" menghadirkan gambaran metaforis yang indah tentang keterlibatan aktif Tuhan dalam pembentukan umat-Nya. Tuhan bukan hanya pengamat pasif, tetapi Sang Pengolah yang menanam, merawat, dan membentuk setiap individu. Sebagaimana seorang tukang kebun yang merawat tanamannya dengan teliti agar tumbuh subur dan berbuah, demikian pula Tuhan bekerja dalam kehidupan umat-Nya. Setiap orang adalah karya seni ilahi yang sedang dalam proses penyempurnaan. Ini menunjukkan bahwa keberadaan dan pertumbuhan umat Tuhan memiliki tujuan yang mulia.

Tujuan akhir dari pembentukan ini adalah agar "Aku menjadi mulia". Kemuliaan Tuhan diwujudkan melalui kehidupan umat-Nya yang mencerminkan karakter-Nya. Ketika umat Tuhan hidup dalam kebenaran, kasih, dan kesucian, mereka menjadi saksi hidup bagi keagungan Tuhan. Mereka menjadi representasi visual dari kuasa dan kebaikan-Nya di tengah dunia. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana hidup kita dapat menjadi sarana kemuliaan bagi Tuhan. Dengan menerima transformasi ilahi, hidup dalam kebenaran, dan menjadi ciptaan baru yang diolah oleh tangan-Nya, kita tidak hanya menerima berkat yang melimpah, tetapi juga turut serta dalam menyatakan kemuliaan-Nya kepada seluruh alam semesta. Ini adalah panggilan untuk kehidupan yang berarti, yang berakar pada Tuhan dan berorientasi pada kemuliaan-Nya.