"Sesungguhnya, pulau-pulau menanti-nantikan Aku, dan kapal-kapal Tarsis berada di depan, untuk membawa anak-anakmu dari jauh, perak dan emas mereka dibawa bersama mereka, demi nama TUHAN, Allahmu, dan demi Yang Mahakudus, Allah Israel, karena Ia memuliakan engkau."
Gambar: Kapal-kapal yang menuju cakrawala cerah.
Ayat Yesaya 60:9 adalah sebuah janji ilahi yang penuh harapan dan kepastian. Dalam konteks kenabian, ayat ini berbicara tentang pemulihan dan kebangkitan umat Allah, Sion, yang sebelumnya mengalami masa-masa sulit dan pembuangan. Namun, melalui firman Tuhan, terbentang gambaran masa depan yang gemilang, di mana kemuliaan dan berkat akan mengalir dari berbagai penjuru dunia menuju umat-Nya. Kata "pulau-pulau" dan "kapal-kapal Tarsis" melambangkan bangsa-bangsa asing yang jauh, yang akan datang membawa persembahan berupa anak-anak mereka (sebagai tanda pengakuan dan persekutuan) serta kekayaan mereka, yaitu perak dan emas.
Ini bukan sekadar tentang kekayaan materi semata, tetapi lebih dalam lagi, ini adalah manifestasi dari pengakuan dan penghormatan terhadap keagungan Tuhan. Ketika bangsa-bangsa datang membawa persembahan, mereka mengakui bahwa hanya Tuhan Israel yang layak disembah dan dimuliakan. Kehadiran mereka adalah bukti nyata bahwa kemuliaan Tuhan telah dinyatakan, dan nama-Nya menjadi begitu dikenal dan dihormati sehingga menarik perhatian seluruh dunia. Penekanan pada "demi nama TUHAN, Allahmu, dan demi Yang Mahakudus, Allah Israel" menegaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah untuk kemuliaan Tuhan sendiri, dan Tuhan yang memilih untuk memuliakan umat-Nya.
Bagi umat percaya, Yesaya 60:9 menawarkan perspektif yang menguatkan di tengah tantangan hidup. Ayat ini mengingatkan bahwa Tuhan berdaulat atas segala bangsa dan memiliki rencana pemulihan yang indah. Seperti kapal-kapal yang berlayar melintasi lautan, seringkali kita juga harus menghadapi perjalanan yang panjang dan penuh ketidakpastian. Namun, janji ini menggarisbawahi bahwa di ujung perjalanan itu, ada berkat dan pemulihan yang disediakan oleh Tuhan.
Pengharapan yang ditawarkan ayat ini bersifat universal. Ia berbicara tentang bagaimana gereja, sebagai umat Allah di masa kini, dipanggil untuk menjadi terang dan pusat kemuliaan Tuhan di dunia. Bangsa-bangsa, atau individu dari berbagai latar belakang, akan ditarik kepada Tuhan melalui kesaksian dan kehidupan umat-Nya yang dipenuhi oleh hadirat-Nya. Perak dan emas yang dibawa dapat diartikan sebagai talenta, sumber daya, dan kontribusi dari berbagai kelompok masyarakat yang dipersembahkan untuk pekerjaan Tuhan, yang pada akhirnya memuliakan nama-Nya.
Mengalami berkat dan pemulihan yang dijanjikan Tuhan bukanlah sesuatu yang pasif. Ayat ini menyiratkan adanya antisipasi dan penantian. Pulau-pulau dan kapal-kapal menanti-nantikan. Demikian pula, kita dipanggil untuk menantikan Tuhan, percaya pada janji-Nya, dan mempersiapkan hati serta hidup kita untuk menerima serta menyalurkan berkat-Nya. Kemuliaan Tuhan yang akan datang bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk diwujudkan melalui kehidupan kita, menjadi saksi bagi dunia tentang kuasa penebusan dan pemulihan-Nya.
Ingatlah selalu janji ini: di dalam Tuhan ada harapan yang takkan pernah padam, dan kemuliaan-Nya siap dinyatakan bagi mereka yang percaya dan menanti-nantikan Dia.