Yesaya 64:2 - Datangilah Tuhan dengan Tulus

"Seperti api mengkal-mengkalakan kayu api dan menggelegakkan air menjadi uap, demikian Engkau hendak membuat musuh-musuh-Mu dikenal, supaya nama-Mu diketahui segala bangsa. Oleh kedatangan-Mu bangsa-bangsa akan gemetar."

T

Ayat Yesaya 64:2 ini menghadirkan gambaran yang kuat tentang kuasa dan keagungan Tuhan. Ia digambarkan seperti api yang dapat menghanguskan kayu bakar dan menguap air. Kuasa ini tidak dimaksudkan untuk menghancurkan secara sembarangan, melainkan untuk menyingkapkan keberadaan-Nya kepada seluruh ciptaan. Tuhan ingin agar nama-Nya dikenal oleh segala bangsa, dan melalui perbuatan-Nya yang dahsyat, bangsa-bangsa akan merasa gentar dan hormat. Ini adalah seruan untuk pengakuan atas kedaulatan-Nya yang tak tertandingi.

Di tengah dunia yang seringkali tenggelam dalam kesibukan dan hiruk pikuk, ayat ini mengingatkan kita akan sesuatu yang lebih besar dan abadi. Kehadiran Tuhan, ketika dinyatakan dengan kuasa-Nya, adalah fenomena yang mengubah segalanya. Ia bukan hanya tentang keindahan alam yang menakjubkan, tetapi juga tentang kuasa yang membentuk realitas. Api dan uap di sini menjadi metafora yang kuat untuk manifestasi ilahi yang dapat membersihkan, mengubah, dan memperlihatkan kebenaran.

Yesaya memohon kepada Tuhan untuk membukakan langit dan turun, seperti yang telah Ia lakukan di masa lalu. Permohonan ini dilandasi oleh kerinduan agar umat manusia kembali mengakui dan menghormati Pencipta mereka. Seringkali, manusia cenderung melupakan Tuhan dalam kemakmuran dan kenyamanan, namun ketika bencana atau tantangan datang, barulah mereka teringat dan mencari pertolongan. Ayat ini, bagaimanapun, menyajikan perspektif yang berbeda: Tuhan sendiri yang ingin memperkenalkan diri-Nya dengan cara yang begitu nyata, sehingga tidak ada keraguan lagi tentang siapa Dia.

"Supaya nama-Mu diketahui segala bangsa. Oleh kedatangan-Mu bangsa-bangsa akan gemetar." Ini adalah janji universal tentang pengaruh Tuhan. Kuasa-Nya tidak terbatas pada satu kelompok manusia atau satu wilayah geografis. Seluruh dunia akan menyaksikan dan merasakan dampak dari kehadiran-Nya. Kata "gemetar" di sini tidak selalu berarti ketakutan yang melumpuhkan, tetapi bisa juga berarti kekaguman yang mendalam, rasa hormat yang tak terhingga, dan kesadaran akan kekuatan yang jauh melampaui pemahaman manusia. Ini adalah pengakuan akan kebesaran yang membuat segala sesuatu yang lain terasa kecil.

Dalam konteks kehidupan pribadi, ayat ini dapat menjadi pengingat untuk selalu mendekati Tuhan dengan hati yang tulus dan terbuka. Ketika kita merenungkan kebesaran-Nya, kita diundang untuk tidak hanya mengagumi, tetapi juga untuk menjadikan pengenalan akan Dia sebagai pusat kehidupan kita. Seperti api yang membakar kayu hingga habis, biarlah kehadiran Tuhan membakar habis segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengenal-Nya sepenuhnya. Seperti air yang menguap menjadi udara, biarlah segala keraguan dan ketidakpercayaan kita lenyap di hadapan kebenaran-Nya.

Tuhan bekerja dengan cara-Nya sendiri untuk menyatakan diri-Nya. Kadang-kadang, itu melalui peristiwa besar yang menggemparkan dunia, kadang-kadang melalui keheningan yang mendalam di dalam hati. Yang terpenting adalah respons kita: apakah kita siap untuk melihat, mendengar, dan mengizinkan kuasa-Nya membentuk kembali hidup kita? Ayat ini memberikan gambaran ilahi yang dinamis dan transformatif, sebuah undangan untuk mengalami kehadiran Tuhan yang tak terelakkan dan mempesona.