Ayat Yesaya 64:3 adalah pengakuan yang mendalam tentang kekuatan dan kehadiran Allah yang luar biasa. Penulis, dalam suasana kerinduan dan keputusasaan yang mendalam, mengingat kembali perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat, yang melampaui pemahaman dan ekspektasi manusia. Kata "dahsyat-dahsyat" menggambarkan tindakan-tindakan yang monumental, yang mampu mengubah realitas dan mengguncang fondasi dunia. Ini bukan sekadar demonstrasi kekuatan, melainkan manifestasi dari kemuliaan dan keagungan Ilahi yang tak tertandingi.
Frasa "yang tidak terduga-duga" menekankan betapa seringkali cara kerja Tuhan melampaui logika manusia. Dalam pengalaman kita sehari-hari, kita cenderung merencanakan, memprediksi, dan berusaha mengendalikan. Namun, Tuhan bertindak dengan kebijaksanaan yang lebih tinggi, seringkali dalam cara yang tidak pernah kita bayangkan. Ini bisa berupa solusi atas masalah yang tampaknya mustahil, anugerah yang datang di saat yang paling genting, atau penyingkapan kebenaran yang mengubah pandangan hidup kita. Kehadiran-Nya seringkali membawa kejutan yang penuh dengan kebaikan dan kuasa.
Bagian kedua ayat ini, "dan turun ke bumi, sehingga gunung-gunung bergetar karena kehadiran-Mu," melukiskan gambaran yang sangat dramatis tentang dampak kehadiran Allah. Ketika Tuhan turun, bumi bereaksi. Gunung-gunung, simbol kekuatan alam dan keteguhan, digambarkan bergetar. Ini bukan getaran kehancuran semata, melainkan pengakuan alam semesta akan kedaulatan-Nya yang mutlak. Kehadiran-Nya begitu kuat, begitu penuh kuasa, sehingga segala sesuatu di bawah langit tunduk dan merespons. Ini mengingatkan kita pada kisah-kisah dalam Alkitab di mana gunung Sinai berasap dan bergetar saat Tuhan berbicara kepada Musa, atau pada saat penyaliban Yesus ketika bumi diguncangkan.
Dalam konteks kitab Yesaya, ayat ini seringkali diucapkan dalam situasi di mana umat Tuhan merasa jauh dari-Nya, mengalami penindasan, dan merindukan intervensi ilahi. Ini adalah seruan dari hati yang merindukan Allah untuk kembali menunjukkan kuasa-Nya, seperti yang pernah Ia lakukan di masa lalu. Penulis tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menanamkan harapan untuk masa depan. Ia percaya bahwa Allah yang pernah bertindak dengan dahsyat di masa lalu, pasti akan bertindak lagi.
Oleh karena itu, Yesaya 64:3 bukan hanya sekadar deskripsi historis atau teologis tentang kuasa Allah. Ia adalah sumber inspirasi dan pengingat bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang mampu melakukan hal-hal luar biasa, yang selalu memiliki kejutan-kejutan indah dalam rencana-Nya, dan yang kehadirannya membawa dampak yang tak terbantahkan. Dalam setiap kesulitan, dalam setiap keraguan, kita dapat berpaling kepada firman ini dan menemukan penghiburan serta keyakinan bahwa Allah kita berkuasa atas segalanya, dan Ia aktif bekerja dalam dunia ini. Kehadiran-Nya dapat menggetarkan hati kita, mengubah keadaan, dan membawa kita kepada pemulihan dan kemenangan.