Yesaya 8:12

"Janganlah kamu merasamaram atau takut terhadap apa yang mereka sebut maram, atau terhadap apa yang mereka takutkan."

Dalam perjalanan iman, seringkali kita dihadapkan pada berbagai tantangan, ketakutan, dan situasi yang membuat kita merasa tidak berdaya. Dunia di sekitar kita dipenuhi dengan suara-suara yang mencoba menggoyahkan keyakinan kita, membisikkan keraguan, dan menabur benih kecemasan. Dalam momen-momen seperti inilah, Firman Tuhan melalui Nabi Yesaya hadir sebagai pengingat yang kuat dan menyejukkan: "Janganlah kamu merasamaram atau takut terhadap apa yang mereka sebut maram, atau terhadap apa yang mereka takutkan." Ayat ini, bagian dari Yesaya 8:12, bukan sekadar kata-kata kuno, melainkan sebuah instruksi ilahi yang relevan untuk setiap zaman, terutama di era modern yang penuh ketidakpastian ini.

Kata "maram" dalam konteks ini merujuk pada permusuhan, ancaman, atau pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa atau kelompok lain terhadap umat Tuhan. Pada zaman Yesaya, Israel sedang menghadapi tekanan dari kerajaan-kerajaan tetangga yang kuat dan seringkali hostile. Namun, Tuhan mengingatkan mereka untuk tidak membiarkan ketakutan terhadap kekuatan duniawi ini menguasai hati mereka. Tuhan menghendaki umat-Nya untuk tidak bereaksi dengan cara yang sama seperti orang-orang yang tidak mengenal-Nya, yaitu dengan kepanikan atau ketakutan yang buta.

Lebih dari itu, Yesaya 8:12 juga berbicara tentang bagaimana kita merespons ketakutan yang diciptakan oleh orang lain. "Apa yang mereka sebut maram" dapat diartikan sebagai persepsi atau klaim ancaman yang dibuat oleh pihak luar, yang mungkin tidak sesuai dengan realitas yang sebenarnya, atau mungkin dilebih-lebihkan untuk menimbulkan ketakutan. Tuhan ingin kita memiliki perspektif yang berbeda. Ketakutan yang ditanamkan oleh dunia seringkali berakar pada ketidakpercayaan pada kekuatan dan pemeliharaan Tuhan.

Kemudian, ayat tersebut melanjutkan dengan penekanan yang krusial: "Janganlah kamu merasamaram atau takut...". Perintah ini adalah undangan untuk melepaskan beban kekhawatiran yang tidak perlu. Godaan untuk merasa cemas ketika menghadapi kesulitan adalah hal yang sangat manusiawi. Namun, sebagai pengikut Tuhan, kita dipanggil untuk melatih diri dalam penyerahan diri dan keyakinan pada rancangan-Nya yang sempurna. Ketika kita melihat dunia, kita mungkin melihat kekuatan yang menakutkan. Tetapi ketika kita melihat Tuhan, kita melihat Pencipta segala sesuatu, Yang Maha Kuasa, dan Yang Maha Pengasih.

Jadi, bagaimana kita menerapkan Yesaya 8:12 dalam kehidupan kita sehari-hari? Pertama, kita perlu mengenali sumber ketakutan kita. Apakah itu kekhawatiran finansial, ancaman kesehatan, masalah hubungan, atau ketidakpastian masa depan? Selanjutnya, kita perlu membandingkan sumber ketakutan tersebut dengan kebesaran Tuhan. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Dia adalah perlindungan kita yang teguh, benteng kita, dan penolong kita yang selalu ada dalam kesesakan (Mazmur 46:1). Dengan mengalihkan fokus dari masalah kepada Sang Pemecah Masalah, ketakutan kita akan mulai mereda.

Kedua, kita perlu secara aktif menolak untuk terpapar pada hal-hal yang memupuk ketakutan. Ini bisa berarti membatasi paparan pada berita yang meresahkan, menghindari percakapan yang penuh keluhan dan keputusasaan, serta memilih untuk dikelilingi oleh individu dan sumber-sumber yang membangun iman.

Terakhir, dan yang paling penting, Yesaya 8:12 mengarahkan kita untuk menguduskan Tuhan. Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan dalam kutipan ini, ayat lengkapnya (ayat 13) berkata, "Hanya TUHAN semesta alam, ialah yang harus kamu akui sebagai Allah yang kudus, dan kepada-Nyalah kamu harus takut dan hormat." Menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita, mengutamakan kehendak-Nya di atas keinginan kita sendiri, dan memperlakukan Dia dengan hormat dan kekaguman yang pantas, adalah penangkal terbaik terhadap segala bentuk ketakutan duniawi. Ketika Tuhan adalah "Yang kita takuti" dalam arti hormat dan takwa, ketakutan terhadap hal lain akan kehilangan kekuatannya.

Mari kita renungkan Yesaya 8:12 hari ini. Biarlah ayat ini menjadi pengingat bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi badai kehidupan. Dengan berpegang teguh pada Tuhan, kita dapat menemukan kedamaian dan keberanian untuk menghadapi apa pun yang datang, karena Dia yang bersama kita lebih besar dari apa pun yang ada di dunia. Anda dapat mencari lebih banyak renungan dan makna mendalam dari Yesaya 8:12 di sini.