Ayat Yoel 2:22 ini merupakan seruan penuh sukacita yang datang setelah gambaran kehancuran yang mengerikan oleh belalang pendusta dalam pasal sebelumnya. Gambaran yang tadinya gelap dan penuh ancaman, kini berubah menjadi panggilan untuk bersorak dan bersukacita. Ini menunjukkan bahwa di tengah kesulitan sekalipun, ada harapan dan pemulihan yang dijanjikan oleh Tuhan.
Kata "tanah" di sini bukan hanya merujuk pada bumi secara harfiah, melainkan juga mencakup seluruh ciptaan, termasuk umat manusia. Perintah untuk "bersorak-soraklah dan bergemarlah" menekankan luapan kegembiraan yang tak terbendung. Ini adalah respons terhadap "perbuatan-perbuatan besar" yang telah dilakukan oleh Tuhan. Perbuatan besar ini bisa dimaknai dalam berbagai cara, mulai dari pembebasan dari penjajahan, pemulihan dari bencana alam, hingga anugerah keselamatan yang lebih luas dalam konteks teologis.
Pasal-pasal sebelumnya dalam Kitab Yoel menggambarkan invasi belalang yang dahsyat, seolah-olah kiamat telah tiba. Tanah menjadi tandus, tanaman hancur, dan rakyat diliputi ketakutan. Namun, Yoel, sebagai nabi, diutus untuk menyampaikan firman pengharapan. Setelah penyesalan dan doa umat, Tuhan menyatakan belas kasihan-Nya.
Seruan untuk bersorak ini menandakan datangnya masa pemulihan dan berkat. Seperti tanah yang gersang kembali disuburkan, seperti lahan yang rusak kembali menghasilkan buah, demikian pula kehidupan umat yang tadinya hancur akan dipulihkan. Ini adalah gambaran tentang bagaimana Tuhan dapat mengubah situasi yang paling buruk menjadi sumber sukacita yang melimpah.
Lebih dari sekadar pemulihan material, ayat ini juga menggemakan janji pemulihan rohani. Dalam konteks Kristen, "perbuatan-perbuatan besar" ini seringkali dihubungkan dengan karya penebusan Yesus Kristus. Kematian dan kebangkitan-Nya telah membuka jalan bagi pengampunan dosa, pemulihan hubungan dengan Tuhan, dan kehidupan kekal. Oleh karena itu, setiap orang yang percaya diundang untuk bersorak-sorak atas anugerah keselamatan yang luar biasa ini.
Pesan Yoel 2:22 mengajarkan kita bahwa sukacita sejati tidak bergantung pada kondisi eksternal semata, melainkan pada pengenalan akan kebesaran dan kesetiaan Tuhan. Meskipun hidup ini penuh dengan tantangan, masalah, dan bahkan penderitaan, kita diingatkan bahwa Tuhanlah sumber kekuatan dan pengharapan kita. Ia selalu bekerja dalam kehidupan kita, bahkan ketika kita tidak menyadarinya.
Mari kita renungkan "perbuatan-perbuatan besar" yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita. Mungkin itu adalah pertolongan di saat genting, penyembuhan dari penyakit, keberhasilan yang tak terduga, atau sekadar berkat-berkat sederhana yang seringkali kita abaikan. Mengakui dan merayakan karya-Nya akan memampukan kita untuk terus bersorak dan bergemar, apapun situasi yang sedang kita hadapi. Alam bersorak karena kuasa penciptaan dan pemeliharaan-Nya, dan kita, sebagai bagian dari ciptaan-Nya, dipanggil untuk melakukan hal yang sama.
Jangan pernah meremehkan kekuatan doa dan pertobatan. Sebagaimana umat Israel mengalami pemulihan setelah berseru kepada Tuhan, demikian pula kita dapat mengalami perjumpaan dengan hadirat-Nya yang membawa sukacita dan pembaruan. Ayat ini adalah pengingat abadi bahwa Tuhan adalah Allah yang penuh belas kasihan, penuh kuasa, dan penuh kasih setia. Ia layak mendapatkan sorak-sorai dan pujian dari seluruh ciptaan-Nya.