Yohanes 10:40 - Kasih Bapa yang Tak Terbatas

"Dan Ia pergi lagi ke seberang sungai Yordan, ke tempat Yohanes dahulu membaptis, dan Ia tinggal di sana."

Ayat Yohanes 10:40, meskipun singkat, menyimpan makna yang mendalam tentang ketekunan dan tujuan ilahi Yesus Kristus. Dalam konteks Injil Yohanes, ayat ini menandai sebuah momen penting dalam pelayanan Yesus. Setelah menghadapi penolakan dan ancaman dari para pemimpin agama di Yerusalem, Yesus tidak gentar atau mundur. Sebaliknya, Ia memilih untuk kembali ke wilayah di seberang Sungai Yordan, sebuah daerah yang lebih aman dan di mana pelayanan awal Yohanes Pembaptis telah menyiapkan hati banyak orang untuk menerima kabar baik.

Keputusan Yesus untuk pergi ke tempat ini bukanlah kebetulan. Ini menunjukkan kebijaksanaan-Nya dalam memilih waktu dan tempat yang tepat untuk melanjutkan karya-Nya. Yohanes Pembaptis telah mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias, dan kini Yesus datang untuk melengkapi pekerjaan itu dengan ajaran dan mukjizat-Nya. Tindakan ini memperlihatkan bahwa pelayanan Yesus tidak terhenti oleh kesulitan atau penolakan, melainkan terus maju dengan tujuan yang jelas dan kokoh. Ia tidak mencari popularitas atau menghindari oposisi, tetapi fokus pada misi utama-Nya: membawa keselamatan bagi dunia.

Simbol perahu di sungai Yordan

Simbol perahu di sungai Yordan melambangkan perjalanan dan misi ilahi.

Dalam ayat ini, "kasih Bapa" bisa diimplikasikan melalui pemeliharaan dan penyediaan jalan bagi Anak-Nya. Meskipun Yesus menghadapi tantangan, Bapa di surga senantiasa memelihara dan menuntun-Nya. Keberadaan Yesus di tempat ini juga merupakan wujud kasih-Nya kepada umat manusia. Ia tidak meninggalkan mereka, bahkan ketika mereka menolak-Nya. Sebaliknya, Ia terus mencari mereka yang mau mendengarkan dan percaya. Pergi ke seberang Yordan menjadi pengingat bahwa kasih ilahi tidak terbatas pada satu tempat atau satu kelompok orang, tetapi meluas dan terus mencari jiwa-jiwa yang terhilang.

Lebih jauh lagi, keputusan Yesus untuk kembali ke sana bisa diartikan sebagai sebuah siklus pelayanan yang terstruktur. Seperti seorang gembala yang setia, Ia kembali ke daerah yang telah Ia kunjungi sebelumnya, menunjukkan bahwa perhatian-Nya tidak pernah padam. Ia memahami bahwa pengajaran dan pembaruan rohani adalah sebuah proses berkelanjutan. Dengan tinggal di sana, Ia kembali memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk mendengar firman-Nya, melihat perbuatan-Nya, dan akhirnya menerima anugerah keselamatan yang ditawarkan melalui Dia. Yohanes 10:40 adalah bukti ketekunan, kebijaksanaan, dan kasih yang tak pernah surut dari Yesus Kristus dalam memenuhi kehendak Bapa-Nya.

Kita dapat belajar dari teladan ini. Ketika menghadapi kesulitan atau penolakan dalam hidup, ingatlah bahwa tujuan yang lebih besar dan kasih ilahi akan selalu menuntun kita. Teruslah bergerak maju dalam kebaikan dan pelayanan, karena Tuhan senantiasa membuka jalan dan memberikan kesempatan bagi kita untuk menjadi berkat.