Ayat dari Kitab Yohanes pasal 11 ayat 55 ini memberikan gambaran penting mengenai konteks sosial dan keagamaan pada masa Yesus melayani. Perayaan Paskah, yang merupakan salah satu hari raya terbesar bagi bangsa Israel, menjadi momen puncak dalam kalender keagamaan mereka. Perayaan ini tidak hanya mengingatkan mereka akan pembebasan ajaib dari perbudakan di Mesir, tetapi juga menjadi penanda waktu penting dalam siklus tahunan.
Deskripsi bahwa "sudah dekat hari raya Paskah orang Yahudi itu" menunjukkan sebuah periode yang sarat dengan antisipasi. Perjalanan menuju Yerusalem, kota suci tempat Bait Allah berada, adalah sebuah keharusan bagi banyak umat Israel. Ini bukan sekadar perjalanan biasa, melainkan sebuah ziarah yang penuh makna spiritual. Mereka berangkat dari berbagai penjuru negeri, bahkan dari daerah-daerah yang jauh, untuk berkumpul di satu tempat.
Tujuan utama dari kedatangan mereka ke Yerusalem sebelum Paskah adalah untuk "menguduskan diri". Istilah "menguduskan diri" ini memiliki beberapa lapisan makna. Secara harfiah, ini bisa berarti melakukan berbagai ritual pembersihan fisik dan persiapan sesuai dengan hukum Taurat yang berlaku. Namun, yang lebih mendalam, ini juga merujuk pada persiapan hati dan jiwa. Menguduskan diri berarti memisahkan diri dari hal-hal duniawi yang najis, menjauhi dosa, dan mempersiapkan diri secara rohani untuk menyambut dan merayakan hari raya dengan penuh kekhusyukan dan hormat kepada Tuhan.
Keramaian yang tercipta di Yerusalem pada masa-masa menjelang Paskah mencerminkan kesalehan dan ketaatan bangsa Israel terhadap perintah Tuhan. Ini adalah gambaran tentang sebuah komunitas yang hidup dalam ritme ibadah dan tradisi keagamaan mereka. Di tengah keramaian inilah, Yesus melakukan banyak mukjizat dan pengajaran-Nya, termasuk membangkitkan Lazarus dari kematian, yang terjadi tidak lama sebelum peristiwa ini dicatat dalam Injil Yohanes.
Memahami konteks ini sangat penting karena menyoroti bagaimana peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa pelayanan Yesus seringkali berkaitan erat dengan momen-momen penting dalam kehidupan keagamaan bangsa Yahudi. Perayaan Paskah, yang merupakan pengingat akan pembebasan dari perbudakan fisik, juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam Teologi Kristen, menunjuk pada pembebasan dari perbudakan dosa melalui pengorbanan Yesus Kristus sendiri. Dengan demikian, Yohanes 11:55 bukan hanya sebuah catatan waktu, melainkan pintu gerbang untuk memahami kedalaman makna Paskah dan peran sentral Yesus di dalamnya.